Ada Mispersepsi Gunung Agung, Gubernur Bali Minta Pencabutan Travel Warning

19 Desember 2017, 09:01 WIB

DSC 0074

DENPASAR – Gubernur Bali Made Pastika menegaskan ada persepsi yang keliru soal aktivitas erupsi dan kegempaan Gunung Agung hingga ke mancanegara sehingga pihaknya meminta agar travel warning segera dicabut.

Pastika menyampaikan hal itu saat berbincang dengan para praktisi pariwisata dan media di Kapal Bounty Cruise Denpasar baru-baru ini.

Dia menjelaskan, Gunung Agung baru meletus tahun 1963, saat itu letusannya level 5, dengan jarak terdampak hanya 9-12 kilometer dari pusat kawah. Hanya 22 desa yang terdampak dari 716 desa di Bali.

“Saat letusan tahun 1963 Gunung Agung memiliki kawah yang kecil sehingga letusannya dahsyat, namun sekarang kawahnya membesar lima kali lipat dan yang terjadi hembusan-hembusan kecil bukan letusan dahsyat,” tegasnya.

Dengan kondisi tidaknya transportasi maupun alat-alat komunikasi canggih serta tidak ada alat-alat deteksi atau peringatan dini, sehingga masyarakat tidak siap siaga. Kondisi itu berbeda kondisinya dengan sekarang.

“Kita berusaha meyakinkan negara-negara yang selama ini melarang masyarakatnya datang ke Bali untuk segera mencabut travel advice atau travel warning,” tegas dia. Hal itu cukup berasalan, sebab pihaknya terus menyampaikan bahwa Bali itu aman, kecuali radius 8 kilometer dari puncak gunung, hanya itu.

“Dan kita jamin juga bahwa kalau sudah di Bali kita akan memberikan perhatian dengan sebaik-baiknya, kita akan mengatur penginapan dan transportasi mereka secara gratis ke alternatif bandara terdekat,” kata Pastika.

Penjelasan ini, sekaligus menampik anggapan yang keliru dari negara-negara yang mengeluarkan peringatan perjalanan, dan usaha menyakinkan bahwa Bali aman dari letusan Gunung Agung.

Dia menekankan kekeliruan dalam memaknai istilah, khususnya terkait terjemahan bahasa Inggris untuk kata erupsi (eruption), dan kegempaan (earthquake) yang dijelaskan oleh para ahli Vulkanologi tidak mengerikan seperti yang dibayangkan.

“Persepsi yang keliru inilah akhirnya di luar sana mengartikan bahwa telah terjadi erupsi dan gempa bumi yang dahsyat di Bali,” tutupnya. (gek)

Artikel Lainnya

Terkini