![]() |
Jajaran PT Angkasa Pira I (Persero) saat meninjau pembangunan fasilitas Bandara Ngurah Rai |
BADUNG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, memastikan pada akhir Agustus ini pembangunan fasilitas pendukung di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai selesai sebelum pelaksanaan IMF -World Bank Group 2018 Annual Meeting pada bulan Oktober 2018.
Saat mengunjungi Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Rabu (8/8/2018), Menko Luhut disambut Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero), Direktur Operasi Wendo Asrul Rose, Direktur Teknik Lukman F. Laisa, General Manager Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi dan jajaran.
Disampaikan Luhut, mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sudah terencana sejak awal, wajib selesai pada tanggal 31 Agustus 2018. “Nantinya bulan September akan dilakukan verifikasi oleh Kementerian Perhubungan dan secara operasional bisa melakukan simulasi penanganan kepada delegasi,” sambungnya.
Per minggu pertama bulan Agustus, pembangunan pekerjaan pengembangan fasilitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai telah melewati separuh dari keseluruhan tahapan pembangunan. Untuk pembangunan Paket I, pematangan lahan sisi barat dan pembangunan apron barat, realisasi pembangunan mencapai 53,48%.
Sementara konstruksi apron timur dan pemindahan Sewage Treatment Plant (STP) yang termasuk dalam Paket 2, realisasi pembangunan saat ini telah mencapai angka 80.12%; serta pembangunan Gedung VVIP, Base Ops TNI AU, dan penggantian Line Maintenance Airlines yang tergabung dalam Paket 3, pengerjaannya telah mencapai angka 66.72%.
“Realisasi pengerjaan tiga paket pekerjaan tersebut mampu melebihi target yang direncanakan,” sambung Luhut.
Terkait penanganan delegasi dari peserta meeting, Direktur Operasi PT. Angkasa Pura I (Persero), Wendo Asrul Rose, mengatakan secara operasional, ada beberapa strategi penanganan delegasi yaitu penanganan terhadap Kepala Negara dan delegasi Khusus dan delegasi biasa.
Metode penanganan delegasi berbeda-beda, tergantung kebutuhan serta harus mengedepankan aspek safety dan security.
Selain itu, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai wajib melakukan antisipasi jumlah pesawat Kepala Negara yang parkir di Bali dan memperhitungkan delegasi yang menggunakan private jet.
“Dengan begitu, kegiatan operasional yang bersifat reguler dan aspek keamanan wajib menjadi perhatian kita bersama,” lanjut Menko Luhut menyoal potensi penggunaan jet pribadi dari peserta meeting.
Pertemuan tahunan IMF – World Bank Group tahun 2018 akan menjadi pertemuan terbesar yang pernah dihelat sejak tahun 1946.
Dijadwalkan akan hadir sekitar 15.000 peserta, termasuk 3.500 delegasi dari 189 negara anggota IMF, 1.000 perwakilan media, serta lebih dari 5.000 peserta dari pihak swasta, perbankan, akademisi, serta Non Government Organization (NGO). (rhm)