![]() |
TKP korban gantung diri |
JEMBRANA – Warga Kabupaten Jembrana Bali kembali digegerkan kasus bunuh diri kali ini dilakukan Ketut Sunantara (60) petani Banjar Yeh Buah Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo yang mengakhiri hidup karena tidak mau menyusahkan keluarganya lagi.
Aksi nekat korban dilakukan pada, Sabtu (4/2) sore, saat itu .anak korban, Kadek Edy datang dari Denpasar. Edy terkejut sampai di rumah melihat ayahnya sudah tergantung di kusen pintu kamar mandi/gudang.
Korban menggantung dirinya dengan tali plastik warna biru panjang kurang lebih 3 meter. Kondisi tubuh korban sudah dalam keadaan kaku dan dingin. Kemudian korban diturunkan anak dan menantu serta Nyoman Kerti tetangga rumah. Kejadian itu dilaporkan ke Polsek Mendoyo.
Tim identifikasi Polres Jembrana juga datang ke TKP. Dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Mendoyo dr Rina, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun pada leher korban terdapat jeratan.
Keterangan menantu dan anaknya, menyatakan korban mengalami sakit stroke. Bahkan, sebelum meninggal korban sempat menulis pesan di pintu gudang dan pada kursi plastik kalau korban memilih jalan sendiri bunuh diri karena tidak ingin merepotkan anak dan menantu.
Kapolsek Mendoyo A.A Sukasana melalui Kanit Reskrim Polsek Mendoyo Iptu M Andi Yaqin seizin Kapolres Jembrana Minggu (5/2/2017) mengatakan korban murni bunuh diri dengan cara gantung diri. Pemerhati sosial Diah mengaku prihatin belakangan ini kerap terjadi kasus gantung diri karena berbagai sebab.
Berdasar kasus-kasus yang muncul lebih banyak karena motif sakit yang tidak kunjung sembuh, depresi dan putus cinta serta rasa kecewa yang mendalam. Guna menekan kasus bunuh diri/gantung diri, menurut dia masyarakat hendaknya mendekatkan diri kepada Tuhan.
Mampu mangelola stres dengan baik. Selain itu, meningkatkan keimanan dan melakukan kegiatan positif. “Jika sudah sibuk dengan kegiatan positif tentu tidak ada lagi fikiran-fikiran negatif dan yang aneh-aneh, jelasnya. (put)