KARANGASEM—Warga masyarakat Kecamatan Selat dan sekitarnya mulai menggeliat dengan berbagai aktivitas seriring kondisi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang lebih tenang.
Sejumlah warga mulai membuka usaha kembali seperti I Wayan Darta. Pengrajin kayu asal Dusun Geriana Kangin, Duda Utara, Selat ini nampak sudah mulai mencari order untuk digarap di gudangnya.
Sebagai perajin kayu dan ukiran kayu, Darta. piawai mengukir dan ahli dalam membuat bagunan maupun pelinggih Kayu. Selain itu, finishing termasuk memasang Perada dan Cat.
“Sempat nganggur karena mengungsi sekarang mulai kerja lagi,” ujarnya ditemui di Gudang miliknya Kamis (13//2018).
Dirinya bersyukur kondisi Gunung Agung terus membaik dan normal kembali. Dia sedang menggarap pesanan bagunan berupa Piyasan Sanggah. Bagunan tersebut dengan ukuran 1,5 kali 2 meter.
“Harga bagunanya Rp 60 juta, sudah termasuk pasang Parada,” ujarnya. Hanya saja jenis perada yang dipergnakan adala perada oles bukan perade gede. Karena kalau menggunakan perada gede jauh lebih mahal.
Darta adalah pengrajin batu, hanya karena persiangan ketat di batu dia pun beralih sebagai tukang kayu. Untuk tukang kayu sendiri di kampong tersebut belum terlalu banyak. Paling kalau di hitung ada sekitar lima orang.
Suka duna jadi tukang batu diakui Darta juga terkadang bagunanya tidak di bayar. Ini karena uang belum terkumpul. “adang sampai malu cari uang sendiri berkali kali datang sampai bosan,” ujarnya. namun ada juga yang lancer sehingga bisa untuk menanggung biaya hidup.
Sementara untuk order dia cari sendiri dari mulut ke mulut. Mengambil borongan sendiri diakui
Masalah permodalan diakui menjadi kendala. Dirinya mengaku punya ijin usaha dan berencana akan mencari KUR.
Hanya saja belum bisa dilakukan karena tidak gampang juga mengajukan kredit. Darta sendiri mengaku belajar mengukir kayu dan batu dari belajar secara otodidat. Diantaranya juga ikut kakak kakaknya yang memang juga bergerak bidang pertukangan.
Selaian bisa mengukir batu dan kayu, Darta juga bisa mengukir paras. Hanya saja pesnaan untuk paras jarang diterima karena sulitnya bahan baku di Selat. Sementara untuk bahan bagunan pelinggih bisanya menggunakan kayu khusus.
Diantaranya adalaah kayu Cempaka dan kayu Majegau. Untuk Kayu Cemaka per kibiknya seharga Rp 6 juta. sedangkan Majegau mencapai Rp 8 juta per kubik. “Kayunya harus pesan,” ujarnya. (rhm)