Alasan Keluarga Tolak Autopsi Jenazah Rheza, Mahasiswa AMIKOM Korban Kericuhan di Mapolda DIY

Keluarga almarhum Rheza Sendi Pratama, mahasiswa AMIKOM Yogyakarta yang meninggal dunia usai kericuhan di sekitar Mapolda DIY menolak autopsi.

2 September 2025, 21:23 WIB

Sleman– Keluarga almarhum Rheza Sendi Pratama, mahasiswa AMIKOM Yogyakarta yang meninggal dunia usai kericuhan di sekitar Mapolda DIY pada Sabtu malam (30/8), memutuskan menolak autopsi.

Ayah korban, Yoyon Surono, menyatakan bahwa keluarga telah ikhlas menerima kepergian Rheza sebagai musibah.

Keputusan ini disampaikan Yoyon saat menerima kunjungan Kapolda DIY dan Bupati Sleman di kediamannya di Dusun Jaten, Mlati, Sleman. Yoyon menegaskan bahwa keluarga tidak mendapat tekanan dari pihak mana pun untuk menolak autopsi.

“Kami dari pihak keluarga memang sudah ikhlas. Ini murni karena kami ingin anak kami tenang di sana,” ujar Yoyon. Ia menambahkan bahwa sejak awal, keluarga tidak berniat menempuh jalur hukum dan telah berkomitmen untuk tidak melanjutkan proses tersebut.

Meskipun sempat beredar video viral yang menunjukkan detik-detik terakhir Rheza, Yoyon meminta masyarakat untuk tidak mem-buli siapapun yang terekam dalam video, termasuk teman Rheza yang memboncengnya.

“Saya berharap jangan menjadi buli-bulian. Kasihan. Kami ingin fokus menenangkan diri,” pintanya.

Yoyon juga menceritakan momen pilu saat menemukan anaknya di rumah sakit. Ia awalnya mengira Rheza hanya luka biasa karena gas air mata, namun ternyata sudah dalam kondisi kritis.

“Saya buka wajahnya, ternyata benar itu anak saya. Anak yang saya besarkan,” kenang Yoyon lirih.

Meski Kapolda DIY menawarkan opsi autopsi, Yoyon dan keluarga sudah bulat menolak. Yoyon sendiri yang memandikan jenazah anaknya dan menemukan sejumlah luka, di antaranya patah di bagian leher, luka sayatan, kepala bocor, dan bekas injakan kaki di perut.

“Mudah-mudahan anak saya menjadi yang terakhir. Kami ingin Sleman kondusif dan Jogja damai,” harap Yoyon. ***

Berita Lainnya

Terkini