Denpasar – Asian Law Students’ Association Local Chapter Fakultas Hukum Universitas Udayana (ALSA LC Unud) mengadakan diskusi publik sebagai bagian dari kegiatan tahunan mereka, ALSA Care and Legal Coaching Clinic (ACLC), pada Sabtu (8/11/2025).
Diskusi yang diadakan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kampus Universitas Udayana ini secara khusus menyoroti edukasi dan peran serta masyarakat dalam mencegah serta menangani Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) di Bali demi memutus rantai kasus baru dan menghilangkan stigma.
Director ALSA LC Unud, Roy Febrianto Sitorus, menjelaskan bahwa tema kesehatan masyarakat dipilih untuk ACLC tahun ini, dengan fokus spesifik pada isu HIV/AIDS.
Pemilihan tema ini didasarkan pada data ilmiah yang menunjukkan peningkatan kasus baru dan masih kuatnya stigma di masyarakat terhadap ODHIV.
“Panitia sengaja memilih tema yang berhubungan dengan HIV/AIDS karena berdasarkan data ilmiah yang kami peroleh, jumlah kasus baru terus meningkat dan masih terjadi stigma di masyarakat terhadap mereka yang ODHIV,” ujar Roy Febrianto Sitorus.
Roy menekankan ODHIV memiliki hak hukum dan hak kesehatan yang sama dengan warga negara lainnya. Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan perbedaan.
Data juga memperlihatkan bahwa banyak penderita berada di usia produktif dan kalangan muda.
Melalui diskusi publik ini, ALSA LC Unud bertujuan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi sebagai bentuk empowering society. Harapannya, kasus baru dapat terputus, jangkauan pengobatan meluas, dan masyarakat memahami cara mengakses konsultasi hukum, pemeriksaan, dan pengobatan gratis.
Kegiatan ini juga diharapkan menumbuhkan kesadaran bagi kelompok berisiko tinggi untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Hadirkan Narasumber Kompeten
Diskusi ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, termasuk:
I Gusti Ayu Raka Susanti (Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali)
Yahya Anshori (Pengelola Program KPA Provinsi Bali)
I Nyoman Suwirta (Ketua Komisi IV DPRD Bali)
Sagung Putri M.E. Purwani (Akademisi Fakultas Hukum Unud)
Ketua Panitia ACLC 2025, I Gusti Ayu Putu Shinta Dewi, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kepedulian mahasiswa hukum terhadap kondisi sosial. “Kami ingin membangun kesadaran bahwa hukum bukan hanya untuk dipelajari, tetapi juga untuk diterapkan demi kesejahteraan masyarakat,” katanya.
ACLC diharapkan menjadi jembatan antara dunia akademik dan masyarakat, memperkuat kepedulian sosial, dan menumbuhkan kesadaran hukum di Bali. ***

