Alumni KAMMI Ajak Kaum Muda Perkokoh Semangat Kebangsaan

29 Oktober 2017, 20:36 WIB
Diskusi kebangsaan KA KAMMI Bali

BADUNG – Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI) mengajak kaum muda agar tidak apatis sebaliknya memiliki kepedulian terhadap persoalan bangsa.

Dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ke-89, Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI) Wilayah Bali mengadakan diskusi kebangsaan bertema “Pemuda Siaga Indonesia Berjaya” akhir pekan ini.

Diskusi kebangsaan menghadirkan pembicara Achmad Rosadi Lubis,Cht NLP (PN KA KAMMI Teritorial Indonesia Timur) dan Achmad Khanafi, SP (Ketua KA KAMMI Wilayah Bali).

Para peserta diskusi didominasi oleh kalangan pemuda dan mahasiwa. sekitar seratus orang hadir dalam acara diskusi yang dimulai setelah shalat isya berjamaah.

Mereka berasal dari KAMMI Wilayah Bali, KAMMI Daerah Badung, KAMMI Daerah Denpasar, KAMMI Komisariat Udayana, KAMMI Komisariat Ngurah Rai, KAMMI Komisariat Dewata, dan KAMMI Komisariat Al Fattih.

Ada juga dari Komunitas Liqo Bismillah dan Komunitas Liqo Bang Lubis Clab (BLC) yang turut meramaikan acara diskusi.

Acara diskusi kebangsaan yang diadakan KA KAMMI Wilayah Bali merupakan road show pawai kebangsaan yang diinisiasi Presiden KA KAMMI Pusat Ustadz Fachri Hamzah (Wakil Ketua MPR RI) yang dimulai dari Sabang, Provinsi Aceh.

Achmad Rosadi Lubis mengatakan tujuan diskusi kebangsaan untuk menstimulus anak muda di dunia perkuliahan yang hanya fokus mengejar nilai akademik ketimbang aktif di dunia kemahasiswaan seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dan Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus.

Ia mengibaratkan, mahasiswa saat ini seperti kodok yang dimasukkan dalam panci untuk direbus dan tidak sadar bahwa akan mati secara perlahan-lahan. “Mahasiswa saat ini kurang peka dengan permasalahan-permasalahan bangsa karena dininabobokan oleh banyaknnya tugas kampus,” jelasnya.

Menurutnya Mahasiswa saat ini dibuat alergi dengan politik. Bila dibandingkan mahasiwa di era tahun 1998. Padahal sejatinya politik merupakan jalur resmi yang diatur Undang-Undang.

Agar mahasiswa di generasi saat ini tidak pasif terhadap permasalahan-permasalahan yang ada disekitarya perlu adanya sebuah keresahan dan mengeluarkan ide positif untuk menjawab keresahan-keresahan yang terjadi di lingkungannya.

Achmad Khanafi, menyinggung permasalahan bangsa yang terjadi saat ini seperti UU Ormas yang sudah ditetapkan. “UU Ormas merupakan bentuk keresahan umat, sebab kita saat ini hidup di negara demokrasi, namun kenyataannya UU Ormas telah menodai proses demokrasi yang telah berjalan di negara ini,” ucapnya.

Ia mengajak para pemuda dan mahasiswa di Indonesia untuk “melek” dan tidak apatis terhadap persoalan negeri ini Pemuda harus berani meningkatkan kapasitasnya untuk memikul permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia.

“Caranya adalah dengan tidak apatis dan menjadi pemimpin yang kuat di organisasi-organisasi kemahasiswaan yang telah ada,” tutupnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini