Amien Rais Minta Kejujuran UGM dalam Polemik Ijazah Jokowi

Amien Rais dan para alumni serta massa lainnya menuntut transparansi UGM terkait dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

15 April 2025, 13:13 WIB

Yogyakarta—Politisi senior Amien Rais meminta kejuaraan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM ) dalam polemik ijazah Presiden Joko Widodo.

Suasana kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) mendadak tegang pada Selasa, 15 April 2025. Politisi senior Amien Rais, didampingi Roy Suryo, Syukri Fadholi, dr. Tifauzia, dan Rismon Hasiholan, menyambangi almamaternya itu.

Kedatangan mereka bukan untuk reuni, melainkan untuk menuntut transparansi terkait dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dengan nada prihatin, Amien Rais, yang juga mantan Ketua Majelis Wali Amanat UGM, menyuarakan kekecewaannya.

“Saya sebagai warga UGM, saya profesor dari UGM, tentu saya sangat concern mengapa UGM yang kita banggakan tiba-tiba menjadi alas keset politik seseorang,” ujarnya kepada awak media, menyiratkan kekecewaan mendalam.

Keyakinan Amien Rais terhadap keaslian ijazah Jokowi yang beredar di media sosial sangatlah tipis. Ia bahkan menyebutnya “abal-abal”.

“Kalau ijazah oplosan memang dibuat, tapi sudah dikatakan oleh para ahli itu jelas, maaf, abal-abal,” tegasnya.

Meskipun Jokowi dan pihak UGM telah memberikan klarifikasi, Amien Rais bersikeras bahwa bukti konkret masih belum terlihat.

Solusi yang ditawarkan Amien Rais sederhana: Jokowi harus menunjukkan ijazah aslinya.

“Kalau urusan Jokowi sebagai Presiden, lalu turun ke PN Jakarta Pusat bawa ijazahnya, ini loh ijazah saya, sudah selesai. Tapi ini bertele-tele, puter-puter,” keluhnya.

Desakan pun dilayangkan kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini. “Ada pun kemudian konsekuensi hukum karena sekarang sudah jadi orang biasa ya dihukum secara apa adanya lah, enggak usah berlebihan ya.

Tapi penting sekali untuk menjadi pelajaran supaya siapapun yang berbuat crime dalam bentuk masalah-masalah itu diberikan hukuman sepadan,” pintanya. Ia bahkan menyebutkan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara sesuai KUHP.

Namun, Amien Rais menekankan bahwa hukuman bukanlah tujuan utama. Ia lebih mengkhawatirkan dampak buruk yang akan ditimbulkan jika kasus ini tidak ditangani dengan serius.

“Paling enggak bangsa ini terus ya the show must go on. Jadi tugas-tugas kebangsaan kita harus tetap berjalan ke depan.

Nah karena ini sesuatu yang mengganjal, sudahlah diberikan hukuman ala kadarnya,” ujarnya.

Dia juga memperingatkan tentang potensi perpecahan bangsa jika masalah ini tidak diselesaikan secara adil dan transparan.

“Saya bahkan mendengar dari mana-mana itu, kalau berkali-kali power bangsa ini pecah karena ambil alih teman-teman TNI, kemudian nanti dipimpin oleh resi militer, jangan begitu,” tambahnya.

Di akhir pernyataannya, Amien Rais melontarkan kritik pedas terhadap mereka yang dianggapnya membela Jokowi demi kepentingan pribadi.

“Istilah teknisnya, orang-orang pintar di Jokowi ini yang menjual diri karena mungkin segebong ini dan itu, atau janji-janji ini dan itu, dinamakan intellectual prostitute,” pungkasnya.***

Berita Lainnya

Terkini