AMO Bali Tegaskan Komitmen Lawan Berita Hoax

23 Maret 2017, 19:54 WIB
AMO%2BBALI
Para pemimpin redaksi yang berhimpun di Asossiasi Media Online A(MO) Bali deklarasi anti Hoax

TABANAN – Berita yang mengandung unsur kebohongan provokatif bukan saja menodai hak masyarakat untuk mendapat informasi yang benar namum juga membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga Asosiasi Media Online (AMO) Bali menyatakan perang melawan berita hoax.

Sejumlah media online, yang berhimpun di AMO Bali seperti Kabarnusa.com, Suaradewata.com, Metrobali.com,Beritabali.com, Suksesinews.com serta media lainnya seperti mediapelangi.com, menegaskan komitmen mereka untuk melawan berita hoax.

Komitmen itu ditunjukkan dalam bentuk deklarasi AMO Bali anti hoax. Deklarasi anti hoax digelar usai diskusi kebangsaan yang digelar Suaradewata.com, di Warung Be-Jawa, Tabanan, Kamis (23/3/17).

“Kami para pemimpin redaksi media online di Bali, dengan tegas menolak berita berita hoax, berita bohong sangat berbahaya dan mampu memecah persatuan dan kesatuan bangsa,” tegas Ketua AMO Bali I Nyoman Setiawan.

Karenanya, dengan deklarasi tersebut, media-media yang berhimpun di AMO Bali memastikan produk berita yang disajikan mencerdaskan, membangun optimisme dan tidak akan memberitakan atau mewartakan berita-berita yang mengandung kebohongan hingga provokatif.

“Untuk melawan hoax, kami  media online bali yang tergabung dalam AMO Bali mendeklarasikan anti hoax,” tandasnya.

Di pihak lain, diskusi kebangsaan yang bertajuk “Upaya Konkret Menangkal Jurnalisme Provokatif dan Hoax pada Media Website” berlangsung hangat dan hidup. Empat narasumber yang hadir sepakat untuk melawan hoax.

diskusi
Diskusi kebangsaan yang digelar Suaradewata.com

Pembicara lainnya, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Bali Hari Puspita menyarankan untuk menangkal berita hoax dengan cara banyak membaca dan menjadi orang yang cerdas. “Jangan tergoda dengan share berita dari teman atau orang lain,” katanya mengingatkan.

“Cara yang paling baik adalah perbanyak membaca buku apapun sehingga wawasan kita menjadi lebih baik,” tandasnya. Di mata Rofiqi Hasan yang mantan Ketua AJI Denpasar dan jurnalis Tempo, masyarkat jangan mau menerima berita yang bombastis apalagi yang berbau sara.

Masyarakat, jangan cepat terpancing emosinya kemudian menshare berita yang tidak jelas kebenarannya itu sehingga membuat suasana semakin kisrih.

“Berita-berita SARA sangat cepat menyulut emosi masyarakat. Ketika menerima berita hoax berbau SARA, saya sarankan tenang dulu dan jangan mudah terpancing. Karena belum tentu berita itu benar,” sarannya.

Untuk itu, dia mengajak para peserta yang hadir terutama dari para pelajar untuk menggaungkan di sekolah nya anti hoax. “Ayo adik adik yang ikut diskusi ini, kita gaungkan anti hoax di sekolah masing masing,” imbuh dia.

Direktur STIMIK Primakara Bali Putu Agus Swastika memberikan tips apabila menerima berita hoax terlebih dahulu menyaring atau menyeleksi baru kemudian sharing (membagikan). Langkah tersebut dilakukan agar tidak terjebak dengan berita hoax.

Apalagi sekarang sudah ada undang undang ITE yang mengarur hal tersebut. “Kalau tidak mensaring berita berita yang ada di media sosial, kemudian mensharing  atau membagikan kita juga akan bisa berhadapan dengan hukum,” tandasnya. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini