KabarNusa.com – Ratusan anak-anak berkebutuhan khusus atau disabilitas bersemangat menarikan berbagai tarian tradisional untuk melestarikan kesenian Bali yang cukup kesohor.
Selama dua hari, mereka beradu ketrampilan bidang seni dengan menari berbagai jenis tarian warisan leluhur.
Mereka terbagi kelompok umur 7 hingga 12 tahun yang melombakan Tari Condong, Tari Panji Semirang dan putra Tari Baris Tunggal, Tari Kebyar Duduk untuk peserta putri.
Sedangkan kelompok umur 13 hingga 15 tahun yang dilombakan adalah Tari Oleg Tamulilingan dan Tari Jauk Manis. serta 10 penari berbakat untuk umur 7 hingga 12 tahun. Untuk umur 13 hingga 15 tahun.
Jumlah peserta lomba secara keseluruhan sebanyak 209 peserta akan menghibur masyarakat di Balai banjar Kayumas Kaja, Denpasar.
Lomba dibuka Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Rektor ISI, I Gede Arya Sugiarta/
Ketua Panitia Wayan Eka Dharmayasa mengatakan, lomba bertujuan melestarikan kesenian Bali, serta menciptakan bibit-bibit seniman muda yang handal.
Kegiatan ini secara rutin dilaksanakan setiap tahun dan lomba kali ini merupakan yang ke 12 kalinya.
Melalui lomba ini dapat melestarikan kebudayaan Bali, khususnya di bidang tari. Selain itu kegiatan ini juga untuk mendukung program Pemerintah Kota Denpasar.
Peserta lomba Tari Bali Anak-Anak kali selain dari Kota Denpasar, juga diikuti peserta dari Kabupaten Gianyar, Badung, Tabanan dan Singaraja.
Yang paling membanggakan, penyandang disabilitas atas nama Nyoman Yogi Satya Wijacaksana begitu apik menarikan Tari Kebyar Duduk.
Lanjutnya, lomba ini dibagi menjadi beberapa kategori yakni, kelompok umur 7 hingga 12 dan kelompok umur 13 hingga 15 tahun.
Dengan lomba ini ia berharap agar krama Banjar Kayumas Kaja menjadikan lomba sebagai ajang evaluasi oleh sanggar-sanggar tari, serta memberikan kesempatan adik-adik untuk mengasah kemampuannya,
Juga mendidik dan melatih anak-anak, yang nantinya akan menjadi generasi muda dan mampu berkesenian. Sehingga mampu mengwujudkan Kota Denpasar sebagai kota yang berwawasan budaya dan ajeg Bali.
Rektor ISI, I Gede Arya Sugiarta sangat mengapresiasi lomba ini, karena anak-anak ini akan menjadi penerus generasi muda.
Selain itu ia juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Denpasar karena telah mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan kesenian Bali.
Lebih lanjut ia mengatakan, kegiatan lomba ini menjadi media pendidikan bagi ISI Denpasar dan ia berharap bagi peserta lomba setelah tamat dari SMA/SMK bisa melanjutkan ke ISI Denpasar. (gek)