![]() |
ilustrasi |
KabarNusa.com, Denpasar – Saat warga tertidur lelap bencana angin kencang menyapu dua wilayah di Denpasar, Bali mengakibatkan sedikitnya 12 rumah rusak parah dan pohon bertumbangan.
Meski tidak sampai menimbulkan jatuhnya korban namun bencana angin kencang itu membuat aktivitas warga terganggu akibat tempat tinggal dan beberapa tempat usaha rusak parah.
Dua desa yang terkena sapuan angin kencang yakni Kelurahan Sanur dan Desa Sanur Kauh.
Sebagaimana dijelaskan Kepala Pusa Pengendalian Operasi dan Penanggulangan Bencana Provinsi Bali I Gede Made Jaya Serataberana amuk angin terjadi pada Selasa, dinihari (13/5/2014).
Bencana didahului dengan hujan deras yang mengguyur Kota Denpasar pada Selasa 23.30 Wita. Tak berselang lama, angin kencang disertai petir mengakibatkan banyak pohon tumbang dan rumah-rumah penduduk porak-poranda.
“Tim kami sudah turun ke lapangan bersama dengan tim dari Kota Denpasar, beserta tim dari DKP dan PU. Kita akan melakukan pendataan dan penanganan rumah warga yang rusak,” ujarnya.
Tercatat, 12 rumah warga rusak, genteng atau atapnya terangkat semua. Selain itu ada 4 art shop dan kios juga mengalami kerusakan.
Masih ada 3 pelinggih atau tempat suci juga mengalami kerusakan parah. Juga banyak pohon bertumbangan baik pohon besar maupun kecil.
“Nanti ada klasifikasinya, ada yang rusak berat, dan ada yang rusak ringan. Karena ini berada di wilayah Kota Denpasar, makanya kita serahnya ke Kota Denpasar. Bila tidak bisa menangulanginya, maka Provinsi akan membantunya,” ujarnya.
Sejauh ini, belum ada laporan warga yang mengungsi karena bisa ditanggulangi pihak desa.
Kepala Pusa Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Nyoman Wiryajaya menjelaskan, bencana yang dialami di Sanur bukan merupakan puting beliung/
Kata dia, puting beliung karena perubahan cuaca secara ekstrim, secara mendadak, dan sifatnya lebih terkonsentrasi di sebuah kawasan tertentu.
BMKG Wilayah III Denpasar memperingatkan, warga Bali bahwa dalam 2 hari ke depan terjadi peningkatan ketinggian gelombang laut mencapai 2,5 meter.
“Kami peringatkan agar nelayan yang berada di Jawa Timur bagian selatan, Bali selatan, NTB dan NTT Selatan agar tidak melaut,” tutupnya. (kto)