APP Sinar Mas Sumbang Potensi Devisa USD 1,5 Miliar per Tahun

23 Februari 2017, 20:10 WIB
Asia Pulp &Papers (APP) Sinar Mas berpameran di ajang RIF Nusa Dua Bali

NUSA DUA – Salah satu investor terbesar di wilayah Sumatera, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas turut berkontribusi terhadap pendapatan daerah dan negara lewat investasi di Sumatra Selatan dengan potensi sumbangan devisa sebesar USD 1,5 miliar per tahun.

Saat ini, unit industri APP Sinar Mas, PT. OKI Pulp & Paper Mills, di Sumatera Selatan menjadi salah satu contoh dukungan APP Sinar Mas untuk meningkatkan pendapatan daerah Sumatera. Dengan kapasitas produksi sebesar 2.8 juta ton pulp dan 500 ribu ton kertas tisu, PT. OKI Pulp & Paper Mills memiliki porsi ekspor 80% – 95% untuk masing-masing kategori.

“Dengan investasi seperti ini, kami berpotensi menyumbang devisa sebesar USD 1,5 miliar per tahun,” ungkap Direktur dari APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata di Nusa Dua, Kamis (23/2/17).

Dengan nilai ekspor tersebut, lanjut Suhendra, OKI Pulp and Paper akan meningkatkan ekspor Sumatera Selatan sebesar 32 persen dan pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut sebesar 11 persen.

Langkah ini mendapatkan sambutan baik bagi BKPM dan melalui RIF 2017 diharapkan banyak investor lain akan mengambil langkah yang sama.

Dalam kesempatan ini, APP Sinar Mas juga ikut memperkenalkan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang telah sukses membantu 60 desa mengembangkan potensi melalui kegiatan agroforestri hingga pendapatan masyarakat dapat terbukti naik hingga 50%-70%.

Selain itu, APP Sinar Mas menargetkan untuk membantu 500 desa di Indonesia dalam Sustainability Roadmap Vision 2020 yang mereka miliki.

“Program ini secara konsisten telah kami lakukan dari tahun ke tahun, karena hal ini merupakan komitmen kami yang tak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi turut menjadi sumbangsih positif bagi pemerintah,” lanjut Suhendra.

Dipihak lain, kahadiran APP Sinar Mas di ajang RIF 2017 The Regional Investment Forum (RIF) untuk menunjukkan dukungannya terhadap program-program pemerintah. Dalam catatan, sejak Lima tahun terakhir kontribusi sektor pariwisata masih sangat rendah di level 2,2% atau Rp 51,2 triliun dari total realisasi investasi di Indonesia.

Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2016, investasi sektor pariwisata dalam negeri mencapai Rp 2,2 triliun, sementara penanaman modal asing Rp 12,8 triliun, sehingga total investasi sektor pariwisata pada tahun 2016 mencapai Rp 15 triliun.

BKPM menilai bahwa sektor pariwisata cukup prospektif karena dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhannya mencapai 18% per tahun. Melihat hal ini, BKPM menggelar The Regional Investment Forum (RIF) di Palembang untuk pertama kalinya pada tahun 2016. Dinilai sukses menarik para investor ke Sumatera, RIF 2017 kembali digelar pada 23-24 Februari, 2017.

Bertempat di Nusa Dua, Bali, acara kali ini mengangkat “Promoting Investment in Tourism Industry adn Spuuorting Infrastructur sebagai tema utama. Turut hadir dalam acara ini, Thomas Lembong sebagai Ketua BKPM dan perwakilan dari Kementerian Pariwisata Indonesia.

Di ajang itu, APP memperkenalkan teknologi sistem deteksi dini (early detection system) untuk mencegah karhutla serta pabrik baru OKI Pulp Paper yang menerapkan pembangkit listrik bertenaga kulit kayu dan getah kayu (Bark Gasification) pertama di Asia yang mampu menghasilkan listrik setara 110 megawatt. Teknologi ini mampu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti solar dan gas bumi hingga 85%.

Regional Investment Forum yang digelar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pariwisata ini, bertujuan untuk mempromosikan sektor pariwisata dan infrastruktur pendukung untuk menarik investor. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini