Kabarnusa.com – Forum perempuan menyokong Calon Bupati Karangasem Wayan Sudirta karena memiliki rekam jejak senator Bali 2004-2014 yang sudah diketahui dan terbukti selalu berada di tengah masyarakat.
Ni Wayan Ginasti tokoh perempuan dari Forum Karangasem menyatakan, tawaran visi, misi dan program, kualitas pemimpin harus dilacak dari track record seorang tokoh.
Kegiatan-kegiatan yang pro rakyat kecil bisa dibuat dadakan untuk pencitraan, tapi track record dibangun bertahun-tahun dan tidak bisa artifisial.
Kata dia, alasan memberikan dukungan kepada bakal calon bupati Karangasem dari PDIP Wayan Sudirta, karena rekam jejak senator Bali 2004-2014 itu sudah diketahui dan sudah terbukti.
Dengan bendera Yayasan Bunda Luh Ronce dan jaringan kerja KORdEM-nya, Sudirta mendampingi dan memperjuangkan pasien miskin agar bisa gratis di rumah sakit.
Melalui relawan yang ”ditugaskan” di RS Sanglah (Made Dewantara Endrawan) dan RS Amlapura (Komang Kaning Darmayasa), dan relawan yang tersebar di beberapa kecamatan, Sudirta membantu pasien yang perlu donor darah.
Juga membantu kamar opname, atau penggratisan beaya dengan membantu perbaikan administrasinya yang seringkali keliru.
Program dan komitmen Sudirta pro rakyat dan pro perempuan. Mereka mendukung program dan visi-misinya, tetapi lebih karena track record-nya yang telah membuktikan dirinya memperjuangkan masyarakat selama bertahun-tahun.
“Beliau tidak bekerja untuk pencitraan, tetapi citra terbangun karena memang beliau bekerja,” Ginasti belum lama ini,
Ditambahkan pada Simakrama dihadiri 500-an ibu-ibu PKK serta Teruna Teruni se-Kecamatan Sidemen, berlangsung hangat. Usai acara, Sudirta menyerahkan sembako kepada semua ibu dan Teruna Teruni yang hadir.
‘Sembako ini hanyalah oleh-oleh kecil. Lebih penting semangat pertemuan ini, serta kerjasama ke depan untuk membangun Karangasem,” kata Sudirta, menyambut hangat deklarasi Forum Perempuan.
Selain merupakan pemimpin yang bekerja keras dan habis-habisan membela kepentingan masyarakat, diantaranya untuk pengobatan gratis di rumah sakit.
Komang Ganda Gunawan Sarjana, relawan Sudirta menegaskan,’itu bukan program pencitraan.
“Sudah lama Pak Sudirta berjuang begini. Tahun 1980-an beliau mendirikan ormas Pemuda Hindu,” imbuhnya.
Juga Membentuk Tim Adhoc, diantaranya melawan penggusuran Pura Aditya Rawamangun di Jakarta, Tim Penolakan Besakih dijadikan Cagar Budaya dan Warisan Budaya Dunia, Tim yang menolak Geothermal Bedugul, Tim Penegak Bhisama PHDI yang menolak revisi Perda RUTRW Bali.
Selain itu, Sudirta menjadi motor Tim Pembela Pengungsi Timtim eks Transmigran Bali, dan lain-lain. Sosok perjuangannya memang begitu adanya, bukan pencitraan. (rhm)