Badung – Negara-negara ASEAN telah memiliki peta jalan dan sepakat untuk memperkuat sistem pembayaran lintas batas atau cross border payment.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan hal itu dalam keterangan resminya di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Bali Sabtu (16/7/2022).
Selama dua hari, digelar seminar di sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, yang mendorong pemahaman bersama, untuk mengembangkan sistem pembayaran lintas batas.
Negara-negara anggota G20, telah menunjukkan sistem pembayaran dan meningkatkan pembayaran lintas batas yang telah diterima. Sudah ada roadmap untuk meningkatkan penatan lintas batas.
Demikian juga, untuk pembiayaan infrastruktur dan pasar global, baik IMF dan Bank Dunia telah membuat laporan tentang pembayaran lintas batas tersebut.
Diakui Perry Warjiyo, beberapa tantangan dihadapi dalam pembayaran lintas batas mulai biaya yang tinggi, sumber dengan akses terbatas dan kurangnya transparansi.
Untuk itu, lanjut dia, kerja sama lintas batas internasional harus diperkuat, karenadigitalisasi ekonomi dan keuangan semakin meningkat.
Lebih lanjut, peningkatan digitalisasi, termasuk percepatan digitalisasi untuk menuju ekonomi dan keuangan inklusi, seperti remitansi, perdagangan ritel, serta UMKM.
“Isu mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan telah menjadi inisiatif global,” kata Perry Warjiyo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers penutup rangkaian Presidensi G20 Indonesia Finance Track: 3rd Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) di Nusa Dua, Bali, Sabu (17/7/2022).
Di bawah Presidensi Indonesia pada 2022, G20 bersama-sama dengan Dewan Pengawas Keuangan telah sepakat untuk memperkuat dan memajukan pembayaran lintas batas menjadi prioritas.
Bahkan, G20 telah meluncurkan peta jalan pembayaran lintas batas G20 untuk mengatasi tantangan pembayaran lintas batas dan memberikan panduan tentang cara mengembangkan konektivitas pembayaran pada tahun ini.
G20 juga sepakat memajukan kemajuan inisiatif lintas batas menuju tahun 2027.
Dalam persoalan ini, Presidensi G20 Indonesia 2022 dengan perhatian penuh akan menyelesaikan dan mengupayakan sistem pembayaran yang terhubung untuk pembayaran lintas batas serta harmonisasi protokol pertukaran data.
Hal penting lainnya, memajukan pengembangan mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC), yang nantinya akan melampaui batas-batas negara.
Juga, bagaimana meningkatkan kolaborasi untuk maju memahami implikasi yang lebih baik dari penggunaan CBDC lintas batas, termasuk mendukung pertumbuhan ekonomi, inklusi keuangan dan ekonomi, serta sistem keuangan internasional.
“Di bawah integrasi ekonomi dan keuangan, ASEAN telah memiliki peta jalan konektivitas pembayaran,” imbuhnya.
Disebutkan ada lima bank sentral ASEAN pada 2022 akan memimpin implementasi pembayaran lintas batas, dengan inisiatif lintas batas sementara oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
“Mereka akan memiliki konektivitas pembayaran lintas batas kolektif, konektivitas fast payment, dan penggunaan kerja sama mata uang lokal,” imbuhnya. ***