AWK : Bandara Ngurah Rai Bukan Hanya Kepentingan Bali Tetapi Indonesia

25 Februari 2020, 22:37 WIB
Senator AWK saat bertemu Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai-Bali/ist.

Badung –  Berbicara tentang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai bukan semata untuk kepentingan Bali melainkan demi kepentingan nasional bangsa Indonesia.

Hal itu disampaikan Senator AWK saat bertemu Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai-Bali.

Kunjungan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) utusan Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna M. Wedasteraputra Suyasa, dalam Rapat Dengar Pendapat dilaksanakan di Gedung Wisti Sabha,Badung,Senin (24/2/2020).

Dalam kunjungan yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam tersebut, Senator Wedakarna diterima oleh jajaran Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandar udara.

Turut hadir pula pimpinan lima koperasi penyedia transportasi darat dan taksi, perwakilan Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, serta Bendesa Desa Adat penyangga bandar udara, yaitu Bendesa Desa Adat Tuban dan Kelan.

Co. General Manager Commercial, Rahmat Adil Indrawan, selaku perwakilan dari Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) mengapresiasi atas perhatian Senator Arya Wedakarna terhadap bandar udara kebanggaan masyarakat Bali ini.

Secara umum, Rapat Dengar Pendapat tersebut membahas terkait evaluasi pelayanan bandar udara, serta untuk mendengar aspirasi dari sejumlah pemangku kepentingan.

Sejumlah agenda yang menjadi perhatian utama dari Senator yang merupakan anggota Komite I Bidang Hukum DPD RI tersebut antara lain adalah terkait transportasi darat, layanan Special Needs Service yang diperuntukkan bagi Sulinggih, serta pelayanan bandar udara secara umum.

Terkait kualitas layanan di bandar udara, Senator Wedakarna menegaskan bahwa bandar udara merupakan parameter nama baik Bali dan Indonesia.

“Dan tentu, kepentingan saya dan DPD adalah nama baik Indonesia. Karena kalau berbicara tentang Airport,Indonesia pasti bicara Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dari situlah, kepentingan kami bukan hanya untuk Bali saja, tetapi juga untuk Indonesia,” tuturnya.

Salah satu isu yang menjadi sorotan utama Wedakarna adalah terkait transportasi darat di bandar udara, terutama terkait kerja sama PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Grab selaku perusahaan penyedia aplikasi layanan transportasi darat.

Dalam rapat ini, Wedakarna  memberikan kesempatan kepada para perwakilan dari koperasi penyedia penyedia transportasi darat dan taksi yang beroperasi di bandar udara, yang mengakui bahwa setelah terintegrasi dengan aplikasi online Grab Airport, banyak keuntungan yang kini telah diperoleh.

“Dulu, sewaktu kami masih bersifat konvensional, hanya sedikit mendapatkan jumlah retase. Dengan adanya online, yang mana saat ini merupakan sebuah keniscayaan, kami merasa ada peningkatan sekitar 60-70%. Jadi kami sangat apresiasi dengan aplikasi online” ujar perwakilan dari Koperasi Sapta Pesona.

Perwakilan dari Koperasi Loh Jinawi turut mengamini hal yang sama.

 “Membandingkan sebelum dan sesudah adanya aplikasi ini, jauh lebih bagus. Kalau dulu dapat satu atau dua kali (penumpang per hari), sekarang bisa empat hingga lima kali, naik sekitar 400-500%,” ucapnya.

Wedakarna juga turut mengapresiasi layanan _holding room_ dan _lounges_ khusus yang merupakan bagian dari layanan special need service_ yang diperuntukkan bagi Sulinggih serta para pemuka agama untuk menanti waktu boarding pesawat.

“Selama ini, kerja sama DPD RI dengan _airport_ sangat baik sekali. Beberapa rekomendasi kami telah dilakukan sebaik-baiknya. Saya harapkan komunikasi dengan PT Angkasa Pura I mohon untuk dipertahankan, dan ini juga merupakan apresiasi dari kami,” tutupnya. (ahs)

Berita Lainnya

Terkini