Untuk penurunan harga daging ayam ras dan telur ayam ras disebabkan oleh kembali normalnya permintaan pasca Tahun Baru. Sementara komponen administered price mencatatkan deflasi sebesar -0,16% (mtm), terutama disebabkan oleh turunnya tarif angkutan udara sejalan dengan normalisasi harga pasca Tahun Baru.
Lanjut Trisno Nugroho, komponen core inflation juga mengalami deflasi sebesar -0,02% (mtm), terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas canang sari.
Penurunan harga canang sari terjadi akibat dari normalisasi harga pasca beberapa rangkaian upacara keagamaan yang banyak berlangsung pada Januari 2022, diantaranya Hari Siwa Ratri, Saraswati, Kajeng Kliwon dan Tumpak Kandang, di samping upacara rutin Purnama dan Tilem.
Bank Indonesia Ingatkan TPID Antisipasi Kenaikan Harga Akibat Inflasi saat Nyepi
“Ke depan, inflasi tahun 2022 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding inflasi tahun 2021, namun masih dalam kisaran sasaran inflasi 3±1%,” tuturnya.
Pada Maret 2022, terjadinya Hari Raya Nyepi diperkirakan meningkatkan permintaan untuk kelompok bahan makanan dan canang sari, sehingga berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi.
Seiring dengan semakin pulihnya permintaan masyarakat, tekanan core inflation juga diprakirakan akan meningkat secara bertahap.
Trisno Nugroho: Kabupaten Jembrana Berpeluang Raih Championsip P2DD
Di sisi lain, tren kenaikan harga energi di pasar global diprakirakan masih menjadi sumber tekanan inflasi pada komponen administered price tahun 2022.
Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah akan senantiasa memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dan keterjangkauan harga untuk menjaga stabilitas inflasi. ***