Denpasar – Pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan anggarab Rp6 Miliar untuk mencegah dan menanggulangai penyebaran virus HIV/Aids yang kian mengkhawatirkan. Kucuran dana itu, meningkat drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp300 juta hingga Rp500 juta tiap tahunnya.
“Tahun 2014, ada Rp6 miliar dialokasikan dalam APBD, meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya Rpp300 juta sampai Rp500 juta saja,” kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, di Denpasar belum lama ini.
Langkah upaya pencegahan misalkan penyuluhan dan sosialisasi tentang bahaya HIV/ AIDS itu dipandang sangat penting dilakukan, untuk mempercepat proses penyebarluasan informasi.
Juga gencar membentuk kader-kader peduli HIV/ AIDS di tingkat sekolah untuk mengantisipasi dan mencegah bahaya penularan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh itu di kalangan generasi muda.
Pihaknya intensif mengambil langkah preventif ke sejumlah sekolah dan masyarakat umum untuk menyosialisasikan terkait bahaya HIV/AIDS.
Sudikerta, yang juga Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali menegaskan, langkah pencegahan tersebut dilakukan melalui Lomba Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPA) yang menyasar siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pelajar SMP dan SMA dinilai merupakan salah satu kelompok rentan terhadap penyebaran penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya itu.
Apalagi, saat ini beredar informasi di kalangan masyarakat bahwa ada dua orang wanita yang diduga termasuk orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) berupaya menularkan penyakit tersebut. “Kewaspadaan memang harus selalu kita tingkatkan,” ucapnya. (kto)