Bali Pulau Terindah, Gubernur Ingatkan Masyarakat Jangan Terlena

5 Januari 2016, 20:43 WIB

pantai%2Bkuta

Kabarnusa.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan masyarakat agar jangan terlena dengan raihan predikat Bali sebagai salah satu Pulau terindah di dunia. Predikat itu mengandung tanggungjawab besar untuk menjaga dan mempertahankan Pulau Bali dari kerusakan.

Diketahui, Bali masuk dalam jajaran peringkat 10 besar Pulau Terindah di Dunia. Dengan jabatan sebagai orang nomor satu di Bali, Pastika angkat bicara.

Menurut Pastika, penghargaan tinggi itu diharapkan tidak membuat masyarakat Bali terlena. Sebaliknya, agar terus meningkatkan kualitas sebagai pulau yang menjadi destinasi ternama di dunia.

“Kita tidak boleh terlena, tidak boleh diam. Kita harus terus meningkatkan kualitas kita, gelar itu bukan hanya sekedar kebanggaan tapi juga tanggung jawab,” tegas Pastika saat konferensi pers awal tahun di kantor gubernuran, Renon, Denpasar, Selasa (5/1/2016).

Dia mengingatkan, jika masyarakat terlena dengan predikat itu dan tidak berbebah, nantinya malah bisa menurunkan predikat dari nomor dua menjadi nomor tiga dan seterusnya.

“Ya kalau bisa naik jadi yang nomor satu,” ujarnya didampingi Karo Humas dan Protokol Ketut Teneng.

Kata dia, faktnya, masih banyak keluhan disampaikan masyarakat wisatawan asing dan domestik tentang Bali.

Masalah kemacetan dan sampah, adalah keluhan yang paling banyak diungkap wisatawan.

Dicontohkan, Kabupaten Bangli yang memiliki kota sejuk dan bersih ketika masuk ke daerah Kintamani yang merupakan kawasan pariwisata, justru terkesan jorok tidak tertata dengan baik.

Demikian juga dengan kemacetan akibat populasi kendaraan yang cukup tinggi di Bali, menjadi persoalan serius yang harus dipecahkan dan dicarikan solusinya.

Selain itu, Pastika menyoroti, bidang pariwisata ditandai pertumbuhan akomodasi hotel yang cukup tinggi yang belum bisa dikontrol pemerintah.

Semua kelemahan itu harus diperbaiki Pemprov Bali. Pihaknya terus berupaya melakukan pembenahan bertahap seperti lewat moratorium pembangunan hotel.

“Ya harus diakui, masih terjadi ketimpangan pembangunan di Bali bagian Utara, Selatan dan Timur,” imbuhnya. (kto)

Artikel Lainnya

Terkini