![]() |
Wakil Gubernur Bali Cok Ace menyampaikan rencana Festival Batur guna menjaring lebih banyak wisatawan Tiongkok/biro humas |
DENPASAR – Pemprov Bali berencana menggelar Festival Batur yang bercerita tentang sejarah hubungan Bali dan Tiongkok yang sudah terjalin cukup lama sehingga ditargetkan kegiatan ini bisa menarik sekira 3.000 wisatawan asal Negeri Tirai Bambu.
Ditengah kabar penutupan beberapa toko milik pengusaha Tiongkok di Bali, kunjungan wisatawan asal negara berpendudik terbesar di dunia itu ke Bali belum berdampak signifikan.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan hal itu dalam rapat Persiapan Festival Batur bersama stake holder pariwisata bertempat di ruang rapat Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Senin (14/1/2019).
Cok Ace menyampaikan harapan agar festival tersebut bisa diadakan saat Peak Season atau saat kunjungan wisatwan Tiongkok sedang mencapai puncak ke Bali yaitu pada bulan Februari mendatang.
“Kegiatan itu, bersamaan momentum perayaan Tahun Baru Imlek. Jadi mungkin kita bisa buat Paradenya 6 Februari mendatang,” jelasnya. Festival Batur akan diselenggarakan selama sebulan penuh hingga menjelang Hari Raya Nyepi. Jadi festival tersebut juga bisa berbentuk akulturasi budaya Cina dengan Bali.
“Kami targetkan bisa menarik setidaknya 60% atau sekitar 3.000 wisatawan Tiongkok di bulan itu mengunjungi Festival Batur,” sambung dia. Ia ingin menyampaikan, hubungan Bali dan Tiongkok masih kuat meskipun isu penutupan toko beberapa waktu lalu sempat merebak.
“Kita ingin tunjukkan bahwa hubungan yang sudah terjalin sejak ratusan tahun lalu berjalan dengan baik,” tandasnya.
Sementara Ngurah Paramartha sebagai penulis buku The Secret Soul of Singa Wangsa menyampaikan jika hubungan Bali dan Tiongkok sudah terjalin dari abad ke-13 atau sejak Kang Cing Wie menjadi ratu dari Raja Subandar.
“Peninggalan tersebut bahkan masih ada di Pura Batur, sehingga bisa kita jadikan dasar historis untuk menarik wisatawan,” jelasnya. Paramartha mengungkapkan dengan histori tersebut bisa menjadikan dasar untuk menarik wisatawan Tiongkok ke Bali sekaligus mempelajari sejarah yang berhubungan dengan mereka. (rhm)