Denpasar – Dalam upaya membangkitkan ekonomi Bali enam Lembaga Perkreditan Desa atau LPD di Denpasar tengah mempercepat implementasi Merchant QRIS
QRIS adalah QR Code yang dikembangkan Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia guna mengintegrasikan seluruh metode pembayaran non-tunai di Tanah Air.
Dalam kerangka itulah LPD Sanur bersama beberapa LPD lainnya di Denpasar tengah memetakan pariwisata yang sangat besar.
Bangun LPD, Bupati Suwirta: Penting Tanamkan Konsep Rasa Pesaje
LPD-LPD tersebut segera mengimplementasikan QRIS LPD untuk memperluas layanan bahkan merambah selain nasabah LPD.
Jika tidak ingin tertinggal dalam proses digitalisasi lembaga keuangan mikro sekalipun juga harus menerapkan teknologi dalam proses bisnisnya.
LPD Sanur, LPD Renon, LPD Sesetan, LPD Poh Gading, LPD Penyaringan, dan LPD Sumerta melakukan pertemuan untuk memetakan potensi merchant di wilayah masing-masing.
Gubernur Koster Tegaskan Perda Desa Adat Dukung Kedudukan LPD
Pertemuan digelar di Kantor LPD Renon ini dibuka oleh Ketua LPD Sanur, I Wayan Loka, Sabtu 23 Juli 2022,
Dalam paparan yang disampaikan pada pertemuan ini QRIS sebagai salah satu metode pembayaran non-tunai bisa menjadi kesempatan sekaligus bisa menjadi ancaman.
Ihin Solihin dari USSI Dewata Technology menanyakan kepada peserta diskusi,
BI Bali Catat 1,3 Juta Transaksi QRIS pada April 2022
Dalam rangka disrupsi digital transaksi tunai berkurang bahkan akan hilang.
“Saat ini kolektor-kolektor LPD memungut uang tunai dari merchant nasabah-nasabah LPD, ketika nanti sudah terdisrupsi dan uang tunai tidak ada kolektor-kolektor mau menarik apa dari nasabah?” tanya Ihin Solihin.
“Untuk itu jika LPD tidak memasang QRIS di merchant nasabah-nasabhnya maka potensi sumber dananya akan diambil oleh lembaga keuangan yang lain.” lanjut Ihin.
Masuk Delapan Besar Nasional, 471 Ribu Merchant di Bali Manfaatkan QRIS
Program percepatan ini didukung oleh Bank BPD Bali sebagai mitra kerja LPD di Provinsi Bali.
Perwakilan BPD Cabang Renon Gusti Ayu Diah Chandra Kemala yang hadir dalam pertemuan ini menyatakan percepatan ini diperlukan guna mendukung bangkitnya ekonomi Bali pasca pandemi,
“Terutama melalui transformasi digital di LPD yang sudah dan sedang berlangsung .” tandas Gusti Ayu Diah Chandra Kemala
Tumbuh Pesat, Bali Catat 372.150 Pengguna QRIS
LPD menghadapi kendala salah satunya untuk melakukan percepatan akuisisi QRIS adalah kesenjangan pemahaman teknologi untuk nasabah-nasabah yang berusia diatas atau di sekitar 50-an.
Peserta dari LPD Renon, Putu Maharani menceritakan mertuanya yang menjual perlengkapan Banten tapi bingung dengan penggunaan QRIS.
Mereka belanja masih menggunakan uang tunai menerima pembayaran dengan uang tunai, kalau pindah ke QRIS mereka takut tidak bisa memegang uang lagi.
Tidak hanya soal ketidaktahuan dari para nasabah-nasabah di LPD namun uga ketakutan kasus-kasus penipuan melalui transaksi digital.
“Gimana cara ngecek uang kita benar masuk atau tidak? Pakai apa mengeceknya”? lanjut Putu Maharani.
Pemucuk LPD Renon Wayan Madya, yang menginisiasi pertemuan ini menyatakan bahwa ajang oni sebagai sarana belajar bersama untuk memetakan potensi merchant QRIS agar LPD di seputar Renon tidak tertinggal dalam era disrupsi digital ini.
Pihaknya berharap hasil pertemuan ini disebar luaskan ke karyawan-karyawan LPD dan ke masyarakat sebagai salah satu cara edukasi dalam era digital ini.***