Bantuan Li Ka Shing – CK Hutchison untuk Hunian dan Faskes Gempa Palu

23 Januari 2019, 17:17 WIB
Tim SAR mengevakuasi korban gempa Palu, Sulawesi Tengah/dok.

JAKARTA – Dana bantuan kemanusiaan senilai US$ 5 juta atau sekitar Rp 75 miliar yang diberikan Li Ka Shing Foundation – CK Hutchison Holdings untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah telah dimanfaatkan untuk rumah hunian dan fasilitas kesehatan.

Dari catatan, sampai akhir Desember 2018, bantuan sebesar itu telah terpakai lebih dari 90 persen. Mayoritas dana tersebut, sekitar Rp 63 miliar digunakan untuk membangun hunian sementara (Huntara) yang tersebar di tiga site di Palu yakni di Petobo, Pacuan Kuda, dan Universitas Tadulako.

Sebagian lainnya, dipakai untuk pengadaan fasilitas kesehatan di rumah sakit (RS) di Palu dan fasilitas pengolahan air bersih berkapasitas 10 liter/ detik di daerah Kawatuna, Palu.

Sedangkan sisa dana bantuan kemanusiaan rencananya digunakan untuk pembentukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan/ atau lembaga lainnya untuk penyusunan feasibility study dan atau detail engineering design bagi penyiapan rekonstruksi infrastuktur.

Selain itu untuk rekonstruksi fasilitas umum dan/ atau fasilitas sosial di daerah terdampak bencana. Chief Executive Officer (CEO) Hutchison Port Indonesia (HPI) Rianti Ang mengaku telah mendapat laporan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”) sebagai pengelola dana bantuan Li Ka Shing – CK Hutchison, bahwa penggunaan dananya sudah terserap dengan baik.

“Semoga dengan fasilitas hunian sementara dan beberapa fasilitas kesehatan yang disediakan dapat membantu masyarakat Palu-Donggala untuk bangkit menjalani hidup yang lebih baik lagi,” jelas Rianti Ang dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (23/1/2019).

Guna pengadaan huntara, ditargetkan dibangun sebanyak 48 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 35 unit sudah hampir rampung.

Huntara yang dibangun untuk para korban bencana ini mayoritas berada di site Petobo yaitu 33 unit. Site Pacuan Kuda 10 huntara dan site Universitas Tadulako ditargetkan 5 Huntara. Wilayah Petobo merupakan salah satu daerah yang terparah menjadi korban gempa dan tertimbun lumpur (likuifaksi).

Melansir Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat sekitar 744 unit rumah di Petobo yang tertimbun lumpur akibat gempa bumi pada 28 September 2018 lalu. Pihaknya mengapresiasi PT SMI yang telah berhasil menyalurkan bantuan dari Li Ka Shing – Hutchison Holdings.

Bantuan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Li Ka Shing – Hutchison Holdings untuk berkontribusi bagi perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selama bertahun-tahun, Hutchison Holdings telah menjadi bagian dari kemajuan Indonesia dengan mengembangkan sejumlah usaha yang berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Diantaranya bisnis pengelolaan terminal petikemas melalui PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Petikemas Koja, bisnis telekomunikasi melalui Hutchison 3 Indonesia (Tri) serta Watsons CK, perusahaan ritel yang fokus pada produk kesehatan dan kecantikan.

“Hutchison Holding memiliki komitmen jangka panjang untuk ikut menjadi bagian penting dari kemajuan Indonesia. Kami percaya dengan iklim investasi yang positif, perekonomian Indonesia akan terus membesar sehingga kualitas hidup masyarakat juga akan semakin meningkat,” ucap Rianti.

Diketahui, pada 5 Oktober 2018, pendiri CK Hutchison dan pendiri Li Ka Shing sudah menyumbang dana US$ 5 juta yang diserahkan secara simbolis oleh Rianti Ang, Chief Executive Officer (CEO) Hutchison Port Indonesia (HPI) mewakili Hutchison Group kepada Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dalam acara peluncuran SDG Indonesia One Platform.

Saat peluncuran SDG Indonesia One, Menteri Keuangan RI mengatakan pendiri CK Hutchinson dan Li Ka Shing sudah menyumbang dana US$ 5 juta yang ingin dimasukkan kedalam SDG Indonesia One. PT SMI akan mengoperasikan SDG Indonesia One ini.

Dana ini dialokasikan sebagai dana bantuan korban bencana di Palu dan Donggala. Dari total dana bantuan senilai US$ 5 juta tersebut, sebesar US$ 2 juta berasal dari CK Hutchison Holdings (CKHH) dan US$ 3 juta dari Li Ka Shing Foundation.

Sementara, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, Luky Alfirman menyatakan bahwa Pemerintah terus berupaya mencari cara dalam mengurangi kesenjangan kebutuhan pendanaan untuk pembangunan yang berorientasi terhadap SDGs, termasuk dalam pembangunan daerah terdampak bencana.

Karenanya, Kemenkeu telah memberikan mandat kepada PT SMI mengelola SDG Indonesia One; platform kerja sama pendanaan yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang beriorientasi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) di Indonesia.

Pendanaan terintegrasi ini berasal dari beragam sumber, antara lain privat, filantropis, lembaga donor, lembaga keuangan multilateral dan bilateral, perbankan, asuransi, dan investor.

Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini mengapresiasikan kepercayaan Li Ka Shing Foundation – CK Hutchison Holdings kepada Pemerintah melalui platform SDG Indonesia One untuk penanggulangan dampak yang dialami oleh korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Kedepannya, SDG Indonesia One akan mentransformasikan kebutuhan menjadi kesempatan bagi banyak pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek infrastruktur di Indonesia dengan mengkombinasikan berbagai instrumen yang tepat.

PT SMI percaya bahwa hal ini akan menghasilkan eksekusi penyediaan infrastruktur yang semakin baik, sehingga dapat mendorong pembangunan yang inklusif serta meningkatkan kualitas sosial-ekonomi-lingkungan dengan mengedepankan tata kelola yang baik.

Emma Sri Martini juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerjasama yang sangat baik dengan pemerintah daerah setempat dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang telah mengkoordinasikan dan memfasilitasikan terealisasinya penyaluran bantuan ini dengan baik.

CK Hutchison Holdings (CKHH) adalah perusahaan multinasional yang beroperasi di lebih dari 50 negara dengan karyawan melebihi 300.000 orang di seluruh dunia. Li Ka Shing Foundation (LKSF) yang didirikan pada tahun 1980 telah menginvestasikan lebih dari HK$20 miliar untuk inisiatif pendidikan, layanan kesehatan dan penelitian secara global.

Li Ka Shing telah mendeskripsikan bahwa inisiatif filantropisnya seperti memiliki putra lain dalam keluarga. Li juga terus menyerukan perubahan paradigma di kultur Asia terkait budaya memberi, dengan cara mengalokasikan lebih banyak kekayaan dan usaha untuk modal sosial.

Dengan begitu, bisa membawa harapan lebih banyak dan masa depan yang lebih cerah kepada masyarakat dunia yang membutuhkan.

Tidak hanya bantuan dana senilai US$ 5 juta itu, CK Hutchison Holdings juga memberikan bantuan lain berupa 120.000 paket tisu basah atau senilai Rp 800 juta dari Watsons Indonesia, obat-obatan dari Hutchison Ports Indonesia (HPI) melalui anak perusahaannya PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan peluncuran program donasi Hutchison 3 Indonesia (H3I) #PaluDonggalaBangkit.

“Semua bantuan ini, bentuk kepedulian murni kepada mereka yang membutuhkan, sekaligus komitmen Hutchison Holding untuk membantu para korban bencana agar bisa segera bangkit dan menjalani kehidupannya secara normal kembali,” demikian Rianti saat pemberangkatan bantuan dari CK Hutchison Holdings Indonesia. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini