![]() |
Direktur Operasi SAR BASARNAS Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama memberikan keterangan pers |
Badung – Kantor Search and Rescue (SAR) di seluruh Indonesia memiliki tugas cukup berat namun kondisi itu belum ditopang sumber daya manusia dan material yang memadai sehingga masih jauh dari ideal.
Direktur Operasi SAR BASARNAS Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama menjelaskan, saat ini, jumlah personel dan material atau perlengkapan di jajaran BASARNAS belum ideal.
“Idealnya kekuatan personel dan perlengkapannya 100 persen,” tegas Budi usai memberi arahan dan membuka Rapat Koordinasi BASARNAS Bali dan Potensi SAR di Kuta, Badung, Senin (15/7/2019).
Karena menyadari bahwa tugas BASARNAS, tidak hanya pada sektor Rescue semata, sehingga pemerintah berupaya untuk menambah kelengkapan personel dan materialnya.
“Kondisinya sekarang, personel dan material di 38 kantor SAR seluruh Indonesia, baru 30 persen sekian, kondisinya,” sebut Budi didampingi Kepala Kantor SAR Denpasar/Bali Hari Budi Purnomo.
Pihaknya berharap, jika nantinya kebutuhan personel dan perlengkapannya bisa dipenuhi, tentunya jaminan kemampuan itu harus meningkat pula, baik dari sisi kuailitas dan kuantitasnya.
Dengan adanya Rapat Koordinasi ini, sebagai salah satu upaya untuk lebih meningkatkan fungsi koordinasi dan juga kemampuan rescue jajaran SAR Bali. Pada Rakor yang dihadiri puluhan pemangku kepentingan dan Potensi SAR Bali, difokuskan kepada keselamatan dan keamanan pengguna jasa pariwisata di Pulau Dewata.
“Sehingga kita bisa memberi kontribusi yang berarti bagi daerah di mana Bali dikenal sebagai destinasi pariwisata dunia, untuk bisa memberikan support dan jaminan keselamatan bagi wisatawan yang berlibur di Bali,” tandasnya.
Di pihak lain, Budi menegaskan, salah satu aspek yang menentukan keberhasilan tugas SAR adalah waktu respon penanganan setiap ada kondisi darurat yang membahayakan keselamatan manusia.
Jika selama ini, respon time setelah adanya laporan yakni 28 menit, maka tahun ini setelah dievaluasi, berani ditingkatkan menjadi 25 menit sejak menerima laporan harus sudah di lokasi.
Makin cepat, merespon terhadap kecelakaan atau kondisi membahayakan manusia dengan penanganan khusus saat bencana pada kondisi darurat, maka akan semakin baik karena bisa cepat menyelamatkan dan memberi pertolongan korban. (rhm)