Nusa Dua – Keterbatasan fisik, sekali lagi bukan menjadi penghalang untuk berkarya menelorkan prestasi membanggakan sebagaimana dibuktikan Diego Barel. Berkat ketekunan dan kesabarannya dibawah bimbingan kedua orangtu, mampu mengasah talenta istimewa yang dimiliki Diego Berel, karya-karya lukisannya menghiasai tempat-tempat prestisius seperti The Apurva Kempinski.
Nama Diego Berel kini semakin dikenal tak hanya di nusantara namun dunia berkat lukis-lukisannya yang kerap dipamerkan di beberapa kota besar di Tanah Air dan teranyar di Nusa Dua Bali.
Lewat perhelatan seni Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries, sebanyak 17 lukisan Diego Berel, tamu atau wisatawan asing dan domestik bisa menikmati karya-karya berkelas dari seorang pelukis muda dengan Down Syndrome.
Bakat melukis Diego Berel juga terasah dari sang ayah yang seorang wartawan dan semakin terbentuk saat belajar di sekolah berkebutuhan khusus di Jakarta Selatan.
Kepada media, Sandra, ibu Diego Berel, mengisahkan perjalanan sang anak yang mengenal seni sejak di bangku SLB.
Dari masukan penilian para guru yang melihat bakat Diego di bidang melukis, Sandra bekerja sama dengan sekolah untuk memberikan pelatihan khusus.
“Melukis tidak saja sarana ekspresi bagi Diego, tetapi terapi yang membantu perkembangan emosionalnya,” ujar Sandra di The Apurva Kempinski Jumat 29 November 2024.
Dijalaskan, banyak lukisan Diego Berel mencerminkan apa yang dipikirkan dan dirasakan.
Diego Berel melukis dengan hati sehingga setiap goresan-goresan di atas kanvasnya memiliki keunikan sarat akan makna.
Sandra merasa terharu dan bahagia melihat anak keduanya bisa berpartisipasi dalam bergengsi ini dengan harapan apa yang ditunjukkan Diego Berel bisa menginspirasi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.
“Ini adalah hadiah terbaik bagi Diego dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya,” tutur Sandra dengan mata berkaca-kaca.
Dalam pameran yang berlangsung sekira satu bulan ini, bertujuan menginspirasi dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberagaman serta kesetaraan kesempatan bagi seniman berkebutuhan khusus.
Karya-karya lukisan Diego Berel, yang ditamnpilkan salah satunya adalah Balinese Penjor, yang menyabet penghargaan di The Holy Art Gallery London pada tahun 2022.
Karya lukisan tersebut, terinspirasi oleh kerinduannya terhadap Bali saat pandemi.
Pada kesempatan sama, Director of Marketing and Communication The Apurva Kempinski Bali, Melody Siagian, menjelaskan, pameran bertujuan untuk menginspirasi masyarakat.
“Kami berharap melalui Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries ini, kita dapat menghapus stigma terhadap teman-teman disabilitas,” tandas Melody Siagian.
Menurutnya, seni adalah bahasa universal yang bisa dinikmati oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan,” ungkap Melody Siagian,
Hadirnya pameran ini juga untuk memberi ruang terbuka bagi seniman berkebutuhan khusus untuk berkembang lebih jauh, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pihaknya ingin menginspirasi bagi generasi mendatang dengan semangat kebhinekaan melalui seni, budaya, dan tradisi.
Diketahui, selain pencapaian di The Holy Art Gallery, sebelumnya karya Diego Berel berjudul Under the Sea pernah dilelang oleh Sotheby’s Jakarta dan dikuratori Christie’s pada acara amal Peduli Anak Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan pada 2016.
Hasil dari lelang itu disalurkan untuk membantu beberapa sekolah dasar di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Beberapa lukisan lainnya pun telah berhasil sampai ke Malaysia, Singapura, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Sebagian besar, lukisan Diego Berel menggunakan cat akrilik dan sebagian lainnya dia mencoba berkreasi dengan cara lain, diantaranya lukisan Rising Sun yang menggunakan cat minyak.
Tidak hanya di atas kanvas, Diego Berel mencoba melukis di beberapa media lainnya seperti kaus, gitar elektrik, koper, tote bag, tumbler, cushion, vas porselen, lampshade, dan lainnya. ***