Bergantung Sektor Pariwisata, Gubernur Koster Ajak Masyarakat Jaga Kondusivitas Bali

4 Agustus 2020, 19:34 WIB

WhatsApp%2BImage%2B2020 08 04%2Bat%2B20.22.47
Gebernur Koster Mengajak Masyarakat Jaga Kondusivitas Bali./ist

Badung– Gubernur Bali Wayan Koster  mengingatkan  masyarakat betapa pentingnya untuk menjaga kondusivitas wilayah mengingat Bali  bertumpu pada sektor pariwisata.

Ajakan itu disampaikan Gubernur Koster membuka secara resmi sidang Sinode ke-47 Gereja Protestan Bali di Aula SMK Wira Harapan, Dalung, Kuta Utara, Badung, Selasa (4/8/2020).

Selanjutnya Koser menyampaikan secara bersama-sama kita jaga Bali tanpa melihat suku, agama, ras dan golongan. Seluruh krama Bali siapa pun itu, asal sudah tinggal di Bali wajib membangun Bali. Jangan sampai ada orang yang datang ke Bali tujuannya hanya untuk merusak Bali, jikapun ada mari kita hadapi bersama sama.

“Kita harus bangun kesadaran Bali milik kita bersama, jadi harus dijaga sebaik–baiknya dengan penuh tanggung jawab agar Bali tetap ajeg,” kata  Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

“Merupakan tanggung jawab saya selaku Gubernur Bali untuk membina seluruh masyarakat tanpa memandang suku, agama ras dan golongan” ujar Koster.

Lebih jauh, Gubernur Koster juga menyinggung peranan masyarakat Bali yang berhasil menekan laju penyebaran wabah virus corona melalui keberadaan desa adat. yang sudah barang tentu juga sepatutnya diikuti oleh umat yang lain untuk ikut berperan dalam mencegah penyebaran pandemi Covid – 19.

Keberhasilan ini pun mendapat apresiasi dari pemerintah pusat yang langsung disampaikan Presiden RI Ir. Joko Widodo kepada Gubernur Koster saat diundang ke Istana Negara, dan saat ini sedang digalakkan menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia yang masih memiliki kekuatan adat.

Tak hanya keberhasilan tindakan pencegahan yang melibatkan peran desa adat, Gubernur Koster juga menyampaikan keberhasilan penanganan bagi pasien yang terinfeksi Covid – 19.

Melalui satu riset berbahan dasar arak lokal yang digagas olehnya, para pasien yang sudah dinyatakan positif terinfeksi virus corona mampu dipulihkan dalam waktu yang relatif sangat singkat dibandingkan metode standar yang menggunakan peningkatan antibodi pasien.

Melalui teknik ini, prosentase penyembuhan pasien terus meningkat. Saat ini hanya tersisa kurang lebih  sekitar 500 pasien yang masih dirawat, baik dirawat di RS bagi yang sakit maupun cukup karantina bagi yang kondisinya sehat. Pasien cukup diterapi tuga kali sehari, dan saat dilakukan uji Swab pada hari ketiga sudah dinyatakan negatif.

Namun sayangnya izin edar penemuan riset ini belum keluar, jadi kita baru bisa menerapkan terapi ini hanya kepada pasien yang dikarantina.

Sedangkan pada pasien yang dirawat di RS belum bisa, karena RS memiliki standar pelayanan yang tidak memperbolehkan terapi yang belum memiliki izin edar. Namun saya sudah terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar uji klinis riset ini bisa dipercepat agar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.(lif)

Berita Lainnya

Terkini