NUSA DUA – Tiga ormas besar di Bali bertemu di kompleks tempat ibadah di Nusa Dua, untuk menyatukan langkah membangun kebersamaan dan menjalin tali silaturahmi bersama-sama menjaga kondusivitas di Pulau Dewata.
Ketiga oganisasi masyarakat (ormas) yang hadir Baladika Bali, Pemuda Bali Bersatu (PBB) dan Flobamora (Ikatan Kekeluragaan Flores Bersatu), Jumat (17/10/14). Pertemuan ratusan pria berbadan tegap itu cukup menyita perhatian publik apalagi, di lokasi kerap didatangi warga atau wisatawan yang ingin beribadah.
Tampak beberapa petinggi ormas berpengaruh di Bali itu seperti Nyoman Gde Sudiantara alias Punglik selaku penasehat kehormatan Baladika Bali, Ketua umum Baladika Bali, Alit Sucipta, Ketua Pemuda Bali Bersatu (PBB), Komang Gede Juliantara dan Ketua Harian PBB I Made Muliawan Arya alias De Gajah serta Ketua Flobamora Bali Yuzdi Diaz.
Sebelum mengawali pertemuan mereka terlebih dahulu menggelar persembahyangan sesuai keyakinan agama masing-masing dan Dharma Wacana di kompleks Persembahyangan Puja Mandala, Nusa Dua. Kali ini, digelar di depan gereja kompleks persembahyangan Puja Mandala dengan melakukan aksi bersih-bersih di areal pura.
Sudiantara alias Punglik, mengungkapkan, agenda itu merupakan untuk keempat kalinya dan kali ini dipilih memanfaatkan momentum Hari Raya Pagerwesi. Kegiatan yang digagas tiga tahun lalu itu, awalnya kesepakatan antara PBB dan Baladika, belakangan Flobamora ikut bergabung di dalamnya.
“Tujuannya bukan agenda politik, tapi bagian silaturahmi. Yang sebenarnya adalah bentuk keikutsertaan dalam menjaga kondusifitas Bali dan mempererat silaturahmi, karena kondusifitas Bali adalah harga mati,” tegas Punglik.
Sementara Ketua Flobamora Bali, Yusdi Diaz menuturkan, tahun ini Flobamora melaksanakan silaturahmi di Kompleks Persembahyangan Puja Mandala, karena ormas tersebut sifatnya komunitas lintas pemuda yang mempunyai latar belakang berbeda agama.
Kebetulan lokasi ini merupakan tempat peribadahan yang kompleks dan terbuka, serta ini juga daerah pariwisata. “Lewat silaturahmi ini di Puja Mandala memberikan bahwa ada kebersamaan dalam keberagaman, dan menujukan keakuran antar ormas kepada wisatawan,” imbuh Yusdi. (rma)