Bertemu Nelayan Bali, Menteri Edhy Izinkan Perdagangan Karang Hias

13 Agustus 2020, 22:11 WIB

Menteti Edhy kunjungan kerja ke Pantai Pandawa, Desa Kutuh,
Kuta Selatan, Badung. Dia melihat proses penanaman karang hias dan
berdialog  dengan masyarakat dan para pembudidayanya/KKP

Mangupura– Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengizinkan perdagangan karang hias yang diharapkan diambil dari daerah konservasi.

Hal itu disampaikan Edhy saat melanjutkan kunjungan kerja ke Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung. Dia melihat proses penanaman karang hias dan berdialog  dengan masyarakat dan para pembudidaya nya.

“Saya kesini memenuhi undangan kelompok asosiasi pembudi daya karang hias nusantara,” ujar Edhy, di Pantai Pandawa, Badung. Rabu (12/8/2020).

Salah satu harapan mereka (asosiasi) bagaimana karang hias ini tetap terus diperbolehkan untuk diperdagangkan.

“Dan kami (KKP) tetap memberikan izin tetapi kami memberi catatan kalau seyogyanya karang itu dihasilkan melalui pengambilan dari daerah konservasi,” sambungnya.

Secara simbolis Edhy Prabowo diberikan kesempatan untuk menanam karang beserta tata kelola pembudidayaannya.

Keberadaan Karang sangatlah penting bagi dunia dan khususnya bagi kita, karena diyakini dapat menghasilkan oksigen 20 kali lebih banyak dari pohon biasa, bahkan karang ini juga akan tumbuh ekonomi baru dari sektor budidaya kelautan dan peluang yang sangat besar.

“Makanya harus kita pertahankan. Potensi karang di Indonesia sangat besar dan ini menjadi komitmen Negara, komitmen kita untuk melestarikannya,” tuturnya.

Dari karang ini juga akan tumbuh ekonomi baru dari sektor budidaya kelautan dan peluang yang sangat besar. Satu karang yang umur satu tahun dan kecil harganya bisa 15 hingga 20 dollar. Bahkan harga terendahnya tidak pernah dibawah 5 dollar.

“Hal ini akan menjadi potensi tambahan hasil budidaya di kelautan kita. Regulasi sudah tidak ada masalah,” jelasnya.

Tapi yang jelas terus kita kawal jangan sampai ada oknum yang tidak bertanggungjawab mengambil karang-karang di kawasan konservas.

Ketua Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN) Agus Joko Supriyatno berharap Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mendorong kegiatan budidaya ini.

Kunjungan Menteri KKP ke tempat Penanaman Karang Hias ini bermula atas inisiatif undangan dari Ketua KPKHN Agus Joko Supriyatno yang berkomunikasi melalui pesan WhatsApp langsung ke menteri yang ternyata gayung bersambut langsung disiapkan kunjungannya walaupun hanya melalui WA.

“Hal ini menunjukkan bahwa beliau cukup responsif dan peka terhadap nasib pembudidaya karang hias yang ternyata memiliki potensi ekspor yang cukup,” ujar Joko.

Eropa dan juga Asia karena kita melakukan kegiatan budidaya sesuai aturan pemerintah dan juga bayar pajak.

“Untuk itu saya berharap Pak Menteri benar-benar menaruh kepedulian yang cukup besar dan mendukung kegiatan kami ini semua,” sambungnya.

KPKHN juga sanggup untuk menjadi garda terdepan dalam hal perbaikan kerusakan karang laut di Nusantara. Meski saat ini belum bisa memenuhi semua permintaan ekspor karena kuota permintaan lebih banyak dari yang dihasilkan.

Untuk ekspor karang hias sudah mulai sejak Januari yang lalu dimana sebelumnya selama 2 tahun tidak diizinkan atau ekspor karang hias alias ditutup.

“Budidaya karang hias lebih banyak di Bali khususnya di Nusa Lembongan, Buleleng, Pulau Serangan, Pantai Pandawa, dan juga di Gilimanuk Bali Barat serta Candi Dasa, Banyuwangi, NTB, Sulawesi Tenggara juga banyak tapi paling banyak dan potensi tinggi di Bali,” tutupnya. (riz)

Berita Lainnya

Terkini