Blora Rayakan 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Festival, Dialog dan Bulan Pram

Bupati Blora Arief Rohman, memiliki gagasan untuk menjadikan bulan Februari sebagai bulan yang didedikasikan untuk mengenang dan merayakan karya-karya Pramoedya Ananta Toer.

8 Februari 2025, 08:20 WIB

Blora – Merayakan 100 tahun atau seabad peringatan sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer di Blora digelar berbagai kegiatan mulai festival dialog hingga gagasan menjadikan Februari yang didedikasikan untuk mengenang dan merayakan karya-karya Pramoedya Ananta Toer.

Rangkaian acara “Seabad Pram” di Blora, kota kelahiran Pramoedya Ananta Toer, mencapai puncaknya pada Jumat 7 Februari 2025) dengan Dialog Kebudayaan “Indonesia yang Dibayangkan Pram” dan monolog “Nyai Ontosoroh” oleh Happy Salma.

Festival ini, yang dibuka Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kamis 6 Februari 2025), merupakan peringatan 100 tahun kelahiran sastrawan besar Indonesia tersebut.

Bupati Blora, Arief Rohman, menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Blora sebagai kota sastra dan budaya, serta menjadikan peringatan hari lahir Pram sebagai agenda tahunan.

Dialog Kebudayaan “Seabad Pram” menghadirkan Prof. Remco Raben sebagai pembicara utama, dengan narasumber Muhidin M. Dahlan, Ruth Indiah Rahayu, dan Ni Made Purnamasari.

Bupati Blora Arief Rohman, memiliki gagasan untuk menjadikan bulan Februari sebagai bulan yang didedikasikan untuk mengenang dan merayakan karya-karya Pramoedya Ananta Toer.

Gagasan ini muncul sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa Pramoedya Ananta Toer sebagai sastrawan besar dunia yang berasal dari Blora.

Bupati Arief Rohman menyampaikan harapannya terkait Festival Blora Seabad Pram. “Semoga kegiatan ini bermanfaat dan berkesan,” ujarnya dikutip dari blorakab.go.id

“Mungkin kita akan menjadikannya agenda tahunan atau dua tahun sekali. Bulan Februari ini kita jadikan bulan Pramoedya Ananta Toer. Acaranya rutin setiap tanggal 6 Februari.”

Lebih lanjut, beliau mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Blora sebagai kota sastra dan budaya. “Nantinya, kami ingin tidak berhenti di sini,” tuturnya. “Budaya literasi, menulis, bisa diwariskan untuk anak-anak kita, dari tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Mereka akan kita ajak untuk bagaimana Blora ini bisa menjadi Kota Sastra kelas dunia.”

Di akhir kesempatan, Bupati Arief Rohman menyampaikan terima kasih kepada para narasumber yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu, pengetahuan, dan wawasan terkait pemikiran Pram tentang Indonesia, dan khususnya tentang Blora. ***

Berita Lainnya

Terkini