BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Disertai Angin Kencang di NTT

30 Januari 2019, 09:00 WIB
ilustrasi/net

KUPANG – Peringatan dini bagi masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Staisun Meteorologi Kupang untuk mewaspadai sejumlah kemungkinan bencana, sebagai akibat dari hujan yang akan mengguyur daerah itu.

Dalam amatan BMGK, saat ini Januari hingga Februari mendatang, provinsi selaksa nusa itu baru akan memasuki puncak musim hujan.

“Kondisi hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi masih berpotensi akan terjadi di provinsi ini hingga akir Februari mendatang,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kupang Bambang Setiajid melalui siaran persnya, Selasa (29/1/2019).

Selain memasuki puncak musim penghujan, pembentukan dan pertumbuhan awan ‘cumulonibus’ juga sangat signifikan terjadi.

Bambang mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang serta gelombang tinggi atau bencana hidrometeorologi itu akan berdampak banjir, genangan air, jalan licin, tanah longsor, abrasi pantai, bangunan roboh serta pohon tumbang.

“Bagi masyarakat pengguna transportasi laut agar mewaspadai gelombang tinggi di seluruh perairan NTT,” tulisnya. Pada Januari ini, posisi pergerakan semu harian matahari berada di belahan bumi bagian selatan, yang mengakibatkan bumi bagian selatan menjadi lebih panas dan tekanan udara menjadi lebih rendah.

Kemudian, kecepatan angin cukup kencang karena adanya perbedaan tekanan yang cukup signifikan antara bumi bagian utara dan bumi bagian selatan atau antara Asia dan Samudera Hindia Barat Australia. Terjadi juga pola tekanan rendah di Samudera Hindia Barat Australia.

Dari hasil analisis medan angin pada 22 Januari 2019 lalu, lanjut dia, terdapat pusat tekanan tinggi di (1014 mb) di Asia dan pusat tekanan rendah (10005mb) di Samudera Hindia Barat Australia. Selanjutnya pada 23 Januari 2019 pusat tekanan tinggi di Asia (1012mb), pusat tekanan rendah (999mb) di Australia.

Sesuai pantauan ‘Tropical Cyclone Warning Center’ (TCWC) telah meningkat menjadi siklon tropis ‘Riley’ yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan 6 knot (12km/jam), yang bergerak menjauh dari Indonesia.

Sedangkan tekanan pada pusat siklon (990mb) berkekuatan 45 knot (85km/jam) bergerak menjauhi wilayah NTT. Hal itu berdampak terjadinya hujand engan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dengan tinggi gelombang laut berkisar 2 meter hingga 7 meter.

“Kami berharap warga NTT terus waspada dengan kondisi ini dan diimbau untuk selalu mengupdate informasi cuaca yang dikeluarkan BMKG melalui Stasiun Meteorologi El Tari Kupang,” harapnya (arh)

Berita Lainnya

Terkini