Jakarta – Komitmen pencegahan dan penanganan COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta kembali digaungkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengingat tingginya angka konfirmasi di DKI Jakarta, hingga 16 Agustus 2020 tercatat 29.400 kasus konfirmasi positif.
Deputi Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, komitmen tersebut dilakukan dengan mengusung prinsip kolaborasi pentaheliks yaitu kolaborasi antara seluruh pihak, mulai dari pemerintah, dunia usaha, pakar atau akademisi, masyarakat dan media massa.
“Saya mengajak semua pihak untuk berkomitmen secara pentaheliks, meskipun bukan tenaga medis, semua orang punya peran untuk memberikan edukasi, sosialisasi, mitigasi dan mengingatkan satu dengan yg lain,” ucap Lilik saat deklarasi Komitmen Pentaheliks Pencegahan dan Penanganan COVID-19 di Jakarta, Minggu (16/8).
Menurut Lilik, penanganan COVID-19 tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Oleh sebab itu, penanganan yang efektif harus melibatkan seluruh komponen, baik di tingkat pusat maupun di daerah.
“Ini (penanganan COVID-19) hanya bisa dilakukan dengan bersama-sama agar efektif, dalam perjuangan ini tidak bisa hanya pemerintah, kita pelu berjuang sama-sama dengan penuh kesolidaritasan,” tambahnya
Dalam kesempatan tersebut, Lilik juga menegaskan bahwa dalam suasana hari kemerdekaan 17 Agustus 2020, seluruh pihak diharapkan dapat mencontoh semangat para pejuang kemerdekaan untuk menyelamatkan bangsa.
“Besok 75 tahun kita merdeka dengan semangat kemerdekaan, kali ini kita berjuang untuk selamatkan bangsa ini bebas dari COVID-19, perjuangan ini sebagai bentuk bela negara,” tegas Lilik.
Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, Lilik mengajak seluruh pihak agar tidak hanya sebatas mensosialisaikan kepada orang lain untuk mematuhi protokol kesehatan, namun dapat menjadi contoh dan teladan bagi orang lain dengan menerapkan pada diri sendiri sebelum mengingatkan ke orang lain.
“Kita tidak bisa lagi hanya membagikan masker, namun harus ada yang mendampingi dan mengingatkan secara terus menerus tentang penerapan protokol kesehatan,” jelasnya.
Tak lupa ia mengimbau bahwa COVID-19 merupakan sesuatu yang nyata dan harus ditanggapi secara serius.
Sedikitnya sudah ada 6.150 jiwa yang menjadi korban COVID-19 secara nasional, sedangkan angka kasus telah mencapai 139.549 orang dan yang sembuh 93.103 orang, sebagaimana data hingga Minggu (16/8).
“Sudah banyak korban meninggal akibat COVID-19, termasuk puluhan dokter dan tenaga medis pun ikut meninggal. Ini membuktikan bahwa COVID-19 adalah hal nyata dan harus disikapi dengan serius,” tutup Lilik. (ahs)