Bom Kampung Melayu Ingin Tunjukkan Eksistensi Teroris

27 Mei 2017, 05:13 WIB
Pangdam Udayana Mayjen Komaruddin Simanjuntak usai simakrama dengan insan media 

DENPASAR – Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Komaruddin Simanjuntak mengungkapkan serangkaian aksi teror seperti terakhid Bom di Kampung Melayu Jakarta hendak menyampaikan pesan tentang eksistensi teroris.

Komaruddin mengungkapkan aksi peledakan bom di Kampung Melayu Jakarta maupun di Manchester, Inggris beberapa waktu lalu, jelas mengindikaskan jika teroris ingin menunjukkan eksistensinya.

Teroris yang merupakan kelompok militan, dan sempat menjalani latihan di negara-negara konflik, kemungkinan kembali ke negara asal guna melancarkan aksi terorisme.

“Saya mengharapkan masyarakat dapat bekerja sama dengan aparat TNI di level desa atau Babinsa untuk melaporkan apabila ada orang atau peristiwa mencurigakan sebagai langkah antisipatif,” tegasnya saat mesimakrama dengan insan media di Makodam Udayana, Jumat (26/5/17).

Dia juga meminta jajarannya dan masyarakat Bali dan Nusa Tenggara agar terus meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi aksi terorisme di Tanah Air pascaledakan bom di Jakarta.

Pihaknya juga sudah memerintahkan agar meningkatkan kewaspadaan dengan cara deteksi dini. Meski situasi keamanan khususnya di Bali kondusif namun ia meminta untuk tidak lengah.

“Setiap saat harus mewaspadai, mengaitkan perkembangan di daerah lain dengan di daerah kita. Ada tidak jaringannya, kalau ada saran saya cepat laporkan pada kesempatan pertama,” katanya mengingatkan.

Seluruh elemen masyarakat diajak bersatu dalam menangkal aksi terorisme dan membantu aparat memberikan informasi yang dinilai mencurigakan. “Jika kita kuat, dia akan mundur tetapi jika tidak waspada dia akan percepat proses masuk ke kita,” tegas dia.

Tak lupa Komaruddin mengajak kalangan media menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk tidak mudah menerima kabar bohong atau “hoax” termasuk melakukan analisa mendalam sebelum menyampaikan berita ke publik. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini