Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga |
Kabarnusa.com – Kian berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini mempengaruhi trend industri pangan di Tanah Air.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga mengungkapkan, pesatnya perkembangan iptek telah berdampak besar terhadap trend industri pangan dan keamanan pangan.
Selain itu, berdampak pada gizi pangan serta masalah kesehatan yang muncul.
Karenanya, menjadi penting untuk menetapkan standar pangan dunia guna memberi perlindungan kepada konsumen atau masyarakat.
Dalam kerangka itulah digelar sidang codex commiitte on nutrition and foods for special dietary uses (CCFNSDU) ke-36 di Kuta Bali 24-28 November 2014.
Diketahui, Codex Alimentarius Commission merupakan organisasi bidang standar pangan dunia bentukan FAO dan WHO pada tahun 1963, yang bertugas mengembangkan standar pangan untuk kesehatan masyarakat dunia.
Selain itu, untuk mewujudkan perdagangan pangan internasional yang adil dan jujur di semua negara.
Dalam sidang CCNFSDU itu, dihadiri 400 pejabat dan pihak berwenang dan LSM dari 59 negara, dIiharapkan membuka peluang lebih besar bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam sidang dunia.
Juga, media untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dengan lebih baik ke depan.
Roy menambahkan, beberapa agenda penting dibahas seperti review standar formula lanjutan, pembahasan draft revisi untuk prinsip umum penambahan zat gizi essensial pada makanan.
Juga dibahas, biofortifikasi pada makanan dan lainnya.
“Pada dasarnya, pertemuan akan membuat standar pangan yang amanm bermanfaat dan berkualitas bagi seluruh umat manusia,” imbuh Roy.
Salah satu komite dalam Codex yakbu CCFNSDU bertugas menyiapkan standar pangan yang dikaitkan denbgan gizi dan kesehatan seperti angka kecukupan gizi, fortifikasi pangan, formula bayi hingga pengan diet khusus. (kto)