BPS Catat Ekonomi Bali Tumbuh 6,17 Persen

8 November 2016, 09:00 WIB
Kepala BPS Bali Adi Nugroho (dok.kabarnusa)

DENPASAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat perekonomian Bali mengalami pertumbuhan hingga 6,17 persen year on year (y-on-y) pada triwulan ketiga  dibanding triwulan sebelumnya tahun 2016.

Dalam rilisnya, Kepala BPS Bali Adi Nugroho menyebutkan,  total perekonomian Bali triwulan ketiga berdasar Prduk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harha berlaku (ADHB), mencapai R[ 50,18 triliun.

“Berdaar atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp 34,92 triliun,” kata Adi di kantornya Senin 7 November 2016.

Dikatakan, ekonomi Bali tumbuh dibanding triulan kedua, (yoy) sebesar 6,17 persen lebih lambat dibanding dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,30 persen.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha konstruksi 9,13 persen. Pada pengeluaran PMTB(PMTB dan Perubahan inventori) komsmsi rumah tangga dan konsumsi LNRT) dan ekspor barang serta jasa merupakan komponen dengan pertumbuhan yang tinggi.

Pertumbuhan masing-masing kegiatan usaha diatas adalah 9,14 perse, 4,99 persen dan 1,10 persen.

Secara komulatif kata Adi, ekonomi Bali triwulan ketiga tahun ini (c-to-c), sebesar 6,26 persen lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,07 persen.

Demikian juga, dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi diraih lapangan usaha jasa kesehatan  sebesar 9,33 persen dan konstruksi sebesar 8,84 persen.

Jika dilihat dari sisi pengeluaran penunjang utama pertumbuhan triwulan ketiga (c-to-c), masih dipegang komponen impor barang dan jasa sebesar 33,36 persen.

Pertumbuhan tertinggi kedua ditopang ekspor barang dan jasa sebesar 13,18 persen,” imbuh Adi.

Dikatakan Adi, ekonomi triwulan ketiga ini, masih didominasi lapangan usha penyediaan akomodasi dan makan minum (Akmamin) dengan kontribusi sebesar 22,89 persen.

Kemudian sektor pertanian kehutanan dan perikanan  sebesar 14,75 persen dan seterusnya yang kontribusinya enam persen seperti transportasi dan perdagangan 9,90 persen, konstruksi 8,86 persen, perdagnagan besar dan eceran dan raparasi mobil serta sepeda motor 8,31 persen. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini