BSN Dorong Penerapan SNI 8013:2014 Saat Wisata Alam Dibuka Bertahap

19 September 2020, 23:21 WIB
Ilustrasi, pariwisata di Buleleng/dok

Bogor – Badan Sertifikasi Nasional (BSN) mendorong penerapan SNI
8013:2014 tentang Pengelolaan Pariwisata Alam saat dibukanya wisata alam yang
dibuka secara bertahap.

Pada masa pandemi, pariwisata alam menjadi pilihan utama masyarakat yang ingin
melakukan refreshing karena berisiko rendah berdasarkan rekomendasi Satgas
Covid-19.

Tentu saja hal yang harus dipastikan bahwa di lokasi tempat pengelolaan
pariwisata memenuhi persyaratan terutama dalam rangka perlindungan terhadap
para pengunjung.

“Badan Standardisasi Nasional (BSN) selain mengutamakan protokol kesehatan
juga tetap melakukan diseminasi atau pembinaan untuk penerapan Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan terutama pemulihan ekonomi
nasional, salah satunya adalah SNI 8013:2014 tentang Pengelolaan Pariwisata
Alam,” demikian disampaikan Kepala BSN, Kukuh S. Achmad saat melakukan
kunjungan kerja ke Kawasan Wisata Curug Cilember, Puncak, Bogor pada Jumat
(18/9/2020).

Melalui penerapan SNI 8013:2014 Pengelolaan Pariwisata Alam, BSN mendorong
agar pengelolaan pariwisata alam tetap menerapkan prinsip sustainability atau
kesinambungan serta manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Jadi alam tidak dirusak, masyarakat bisa menikmati, tetapi mereka
(pengunjung) juga aman di dalam melakukan kegiatan pariwisatanya,” ungkap
Kukuh.

Saat ini di Jawa Barat saja terdapat lebih dari 200 kawasan wisata alam yang
itu merupakan potensi yang sangat besar dalam konteks pemulihan ekonomi
nasional.

Dikatakan, penerapan SNI Pengelolaan Pariwisata Alam menjadi sangat penting
untuk memberikan branding kepada lokasi-lokasi pariwisata alam yang selama
pandemi ini menjadi primadona untuk dikunjungi oleh masyarakat dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan.

Kukuh menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo selalu memberikan arahan bahwa
program-program kerja pemerintah tetap harus rutin dimonitor di lapangan.

“Jadi walaupun selama masa pandemi BSN melakukan pembinaan secara virtual
tetapi kita juga harus memastikan di lapangan, apa yang kita diseminasikan,
apa yang kita bimbingkan kepada para pelaku para pengelola pariwisata alam itu
bisa diwujudkan sesuai dengan cita-cita kita semua,” ungkap Kukuh.

Program pembinaan penerapan SNI Pengelolaan Pariwisata Alam menjadi salah satu
kebijakan strategis BSN. Target kebijakan ini adalah role model penerap SNI
Pengelolaan Pariwisata Alam.

Beberapa diantaranya adalah di Kawasan Wisata Curug Cilember Bogor, Kawasan
Wisata Ciwidey Bandung, Kawasan Wisata Cikole Bandung ketiga kawasan ini
dikelola oleh Perhutani.

Selain itu juga Taman Nasional Wisata Way Kambas, Lampung yang dikelola oleh
KLHK. Role model penerapan SNI pariwisata alam tersebut diharapkan bisa ditiru
oleh kawasan pengelola pariwisata alam yang lain.

Dalam mengembangkan sektor pariwisata alam, selain melakukan pembinaan
terhadap pengelola wisata alam, BSN segera akan menyelesaikan pengembangan
skema sertifikasi dan akreditasi SNI 8013:2014 Pengelolaan Pariwisata Alam
serta menyiapkan Lembaga Penilaian Kesesuaian (Lembaga Sertifikasi) untuk
pariwisata alam.

Cluster Manager Curug Cilember, Rully Priana menyampaikan bahwa saat ini Curug
Cilember yang merupakan salah satu anak usaha dari PT. Perhutani telah meraih
SNI ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu dan juga menerapkan standar
pengelolaan wisata CANOPY yang diadopsi dari Peraturan Menteri Pariwisata.

Saat ini pihaknya telah mengikuti pembinaan penerapan SNI Pengelolaan
Pariwisata Alam dari BSN secara daring.

Rully berharap dengan penerapan SNI Pengelolaan Pariwisata Alam, dapat
meningkatkan mutu dari Kawasan Wisata Curug Cilember dalam memberikan layanan
yang aman, nyaman serta memuaskan dan tetap menjamin kelestarian lingkungan
yang meliputi pusat konservasi kupu-kupu endemik yang dilindungi (konservasi)
dan objek daya tarik berupa curug (air terjun). (rhm)

Berita Lainnya

Terkini