Buka Layanan Penukaran, Bank Indonesia Jaga Kualitas Uang yang Beredar

Untuk menjaga kualitas uang yang beredar Bank Indonesia membuka layanan penukaran uang dengan harapan uang yang beredar di masyarakat memenuhi kualitas soil level (tingkat kelusuhan) yang ditetapkan.

23 April 2022, 18:26 WIB

“Pada proses pencetakan, terdapat digitalisasi dalam rangka meningkatkan pengamanan pada uang yang dicetak,” tandasnya.

Salah satu digitalisasi yang akan dilakukan adalah menerapkan optical banknote inspection system guna melihat apakah uang layak edar atau tidak. Pada proses pengedaran, salah satu digitalisasi yang dilakukan adalah penerapan digital tracking untuk mengetahui posisi uang yang sedang didistribusikan.

Digitalisasi dilakukan pada Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia pecahan Rp75.000 (UPK 75 RI).

BI Bali Himbau Masyarakat Tak Gunakan Uang Lusuh dalam Bertransaksi

Digitalisasi UPK 75 RI di antaranya (1) penggunaan dourable paper, (2) adopsi teknik pewarnaan dengan tinta varnish, (3) penggunaan benang pengaman micro lens, dan (4) penggunaan tinta optically variable magnetic ink spark. Hal ini yang membawa UPK 75 RI dinobatkan sebagai finalis best commemorative currency awards 2022.

Ia mengungkapkan, Bank Indonesia terus melakukan edukasi untuk mengenal rupiah. Salah satu proses digitalisasi yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan meluncurkan aplikasi ARupiah sebagai media edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah berbasis teknologi Augmented Reality.

Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengenal rupiah dengan cara yang asyik, yakni dengan bermain. Proses penukaran uang rupiah juga tak luput dari digitalisasi yang dilakukan.

Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp4,9 Triliun Sambut Idul Fitri di Bali

Bank Indonesia telah meluncurkan Aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR) untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pemesanan penukaran uang,” tandasnya dalam acara yang dihadiri Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali G. A. Diah Utari.

Hal inilah yang mendasari Bank Indonesia membuka layanan penukaran uang dengan harapan uang yang beredar di masyarakat memenuhi kualitas soil level (tingkat kelusuhan) yang ditetapkan, yakni uang pecahan kecil dengan soil level 6 – 8 dan uang pecahan besar dengan soil level 8 – 10.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menambahkan, capacity building, tema mengenai pengelolaan uang rupiah sangat cocok dengan momentum bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri 2022 dan juga sebagai rangkaian dari program “Serambi Rupiah Ramadan 2022”.

Bank Indonesia Dorong Percepatan UMKM Go Digital, Terapkan QRIS dan Manfaatkan Marketplace

Secara historis, kebutuhan uang untuk bertransaksi di masyarakat sangat tinggi menjelang hari raya Idul Fitri. Kebutuhan uang tunai di masyarakat diperkirakan semakin meningkat pada bulan April 2022 dengan proyeksi sebesar Rp1.524 miliar (meningkat Rp1.407 miliar atau 277% bila dibandingkan dengan rata-rata per bulan pada Triwulan I 2022).

“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Indonesia telah menyediakan uang layak edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup sebesar Rp4.900 miliar (4 kali lebih besar dari kebutuhan),” ungkapnya.

Diketahui, pengelolaan uang tunai merupakan fungsi klasik dari bank sentral sebagai bank sirkulasi. Oleh sebab itu, Bank Indonesia senantiasa menyempurnakan kebijakan pengelolaan Uang Rupiah melalui pengembangan infrastruktur berbasis teknologi terkini.

“Tujuan penguatan ini antara lain untuk menjaga kualitas uang yang beredar, menurunnya rasio temuan uang palsu, efisiensi distribusi uang, pemenuhan uang masyarakat berbasis spasial, dan digitalisasi pemrosesan uang Rupiah,” demikian Trisno Nugroho. ***

Berita Lainnya

Terkini