Bulan Bakti Karantina, KKP Pastikan Keamanan Hasil Perikanan dan Hayati Ikan

24 Juni 2019, 17:18 WIB
Kegiatan menyemarakkan Pembukaan Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan 2019 di Alun-alun Yogyakarta/humas kkp

Yogyakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) menyelenggarakan Bulan Bakti Karantina dan Mutu 2019 untuk memastikan keamanan hasil perikanan dan keamanan hayati ikan.

Kali ini, tema diusung “Melalui GEMASATUKATA (Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina), Kita Wujudkan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Yang Lestari dan Berkelanjutan”.

Bulan Bakti Karantina dan Mutu 2019, dilaksanakan serentak di Pusat BKIPM dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) KIPM seluruh Indonesia, mulai 23 Juni hingga pertengahan Juli 2019 mendatang.

“Ajang setiap tahun ini, sebagai wujud upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan serta keamanan hayati ikan,” tutur Kepala BKIPM Rina pada saat Pembukaan Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan 2019 di Alun-alun Yogyakarta.

Pembukaan Bulan Bakti dilakukan bersamaan dengan Pekan Layanan Publik Tahun 2019 sekaligus untuk menyemarakkan Hari Pelayanan Publik Sedunia yang jatuh pada hari ini, 23 Juni 2019.

Dengan pemahaman yang tepat, ragam potensi sumber daya perikanan dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing wilayah.

Caranya, memengaruhi pola pikir dan pola perilaku masyarakat, para pelaku usaha, dan pemerintah daerah, serta instansi terkait. Ia berharap, semua pihak dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan ikan, mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keberlanjutan sumber daya ikan.

“Jika semua lapisan masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam karantina dan penjagaan mutu, kita berharap maraknya temuan jenis-jenis ikan invasif yang dipelihara masyarakat, peredaran dan penyelundupan jenis-jenis ikan yang dilarang dan dibatasi perdagangannya,” sambung Rina

Selain itu, hasil perikanan di pasar domestik yang belum terjamin mutu dan keamanannya dapat ditanggulangi dengan baik.

Langkah ini, bentuk komitmen terhadap visi KKP untuk mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional, dengan fokus melaksanakan misi pada tiga pilar kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.

Setelah pembukaan yang Senin (24/6/2019). BKIPM akan melakukan restocking ikan sebanyak 1,2 juta ekor ke Waduk Sermo, Kabupaten Kulon Progo bersama Bupati Kulon Progo dan jajarannya.

Berbagai kegiatan menarik untuk memeriahkan acara seperti lomba mewarnai, lomba memasak, story telling, hiburan dan doorprize.

Selain itu juga dilakukan penyerahan bantuan berupa benih ikan Tawes dan Nilem sebanyak 1.200.000 ekor untuk restocking waduk Sermo, Penyerahan Bantuan Ikan Sehat dan Bermutu sebanyak 10 ton ikan beku, Ikan Olahan Berstandar Nasional sebanyak 30 master carton.

Tidak hanya berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya karantina dan pengendalian mutu, Bulan Bakti Karantina dan Mutu yang telah diselenggarakan sejak 2016 ini juga juga berhasil meningkatkan jumlah usaha perikanan yang memenuhi standar dan taat hukum.

Rina mengakui, impor komoditas perikanan, baik yang hidup maupun ikan mati, membuka peluang bagi masuknya jenis-jenis penyakit ikan berbahaya, yang dapat mengganggu dan merugikan usaha budidaya di Indonesia.

Disamping itu, beragamnya penggemar ikan terhadap jenis-jenis ikan yang cenderung invasif, membuka peluang bagi importir dan pelaku usaha untuk mendatangkan dan melalulintaskan jenis-jenis yang dilarang karena sifat keinvasifannya.

“Penyelenggaraan bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan terbukti mampu memberikan dampak positif bagi tumbuhnya kesadaran dan pemahaman masyarakat atas isu kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan serta keamanan hayati ikan,” tutupnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini