Gubernur Bali I Wayan Koster (kiri) saat menutup peringatan Bulan Bung Karno |
Denpasar – Setelah menutup peringatan Bulan Bung Karno sebulan penuh Gubernur Bali I Wayan Koster mengingatkan kaum muda generasi milenial untuk tidak sekali-kali melupakan sejarah atau jasmerah.
Spirit dan ajaran Sang Proklamator bergema selama 30 hari, semenjak digelarnya Bulan Bung Karno yang dibuka secara resmi pada 1 Juni 2019 lalu.
Penyelenggaraannya merupakan yang pertama kali di Provinsi Bali dan di Indonesia, sebagai bentuk tauladan terhadap keteladanan dan ketokohan Bapak Proklamator bangsa Indonesia, Presiden pertama RI yang akrab disapa Bung Karno.
Koster menutup secara resmi penyelenggaraan Bulan Bung Karno di Panggung Terbuka Kampus ISI, Denpasar, Minggu (30/6/2019) malam.
Pertama kalinya dilaksanakan Pemprov Bali dan baru pertama kalinya di provinsi-provinsi se-Indonesia, baru Provinsi Bali yang berani secara terbuka menyelenggarakan peringatan Bulan Bung Karno.
Peringatan ini, banyak mendapat sambutan apresiasi dari banyak pihak, karena bangsa ini merindukan sosok seperti Bung Karno yang mampu berjuang memimpin pergerakan bangsa Indonesia sehingga bisa menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali menyatakan, partai berlambang banteng selama ini telah identik dan lekat dengan perjuangan Bung Karno.
Di mana Bung Karno memiliki peran besar dalam menggali nilai-nilai Pancasila yang saat ini menjadi pedoman, pandangan, dan panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, mengisi kemerdekaan, membangun bangsa Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana cita-cita konstitusi UUD Negara RI Tahun 1945.
Tidak ada yang bisa mengelak dari peran sejarah yang dibangun, dijalankan, digerakkan dan dipimpin oleh Bung Karno. Setiap tahun diperingati hari kemerdekaan RI yang di dalamnya menyebutkan bahwa Bung Karno dan Bung Hatta adalah proklamator bangsa kita.
“Tidak ada alasan bagi kita untuk ragu mengangkat nama besar mereka,” ujar Koster.
Hal itulah yang mendasari dirinya sebagai Pemimpin Daerah Bali memaknai bulan Juni sebagai bulan penuh makna dalam mengenang sosok Bung Karno dan memperkuat nilai-nilai Pancasila yakni dimulai 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila, 6 Juni Hari Lahirnya Bung Karno dan 21 Juni Hari Wafatnya Bung Karno.
“Sudah sepantasnya kita memberikan penghormatan, begitu pula saya bersama pasangan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati turut melaksanakan hal yang serupa, dan sangat mendukung yang dibuktikan dengan pengukuhan berdasar Pergub Nomor 19 Tahun 2019 perihal Peringatan Bulan Bung Karno di Provinsi Bali.
Satu-satunya gubernur yang menerbitkan Pergub untuk peringatan ini, oleh karena itu secara rutin akan digelar setiap tahun selama 1 bulan penuh,” kata Gubernur Bali.
Pergub ini pun telah ditindaklanjuti oleh Bupati/Wali Kota se-Bali dengan menerbitkan Peraturan Bupati/Wali Kota terkait perihal serupa untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di seluruh Kabupaten/Kota di Bali hingga ke desa-desa, dengan tujuan membangun kesadaran para generasi muda yang milenial.
“Sekali lagi saya mengajak dan mengharap para generasi muda untuk jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jasmerah), karena apa yang kita nikmati sekarang adalah hasil perjuangan para pemimpin kita,” demikian Koster yang disambut riuh hadirin. (rhm)