Bupati dan Kapolres Jembrana “Disandera” Teroris

4 Desember 2015, 14:56 WIB

JEMBRANA – Suasana tegang terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali menjelang Pilkada serentak 9 Desember 2015. Bupati Jembrana, tiba-tiba disandera kelompok teroris. Orang nomer satu di bumi Makepung tersebut disekap di salah satu ruangan di Hotel Jimbarwana, Negara, Jembrana, Bali

Sesaat kemudian, teroris membawa  Bupati Jembrana  naik ke pesawat terbang. Beruntung penyanderaan tersebut, cepat terdeteksi intelijen yang segera melaporkan ke markas 900 Raider. Menerima laporan dari intelijen, Tim Anti Teror Pasukan Raider kemudian bergerak cepat menuju pesawat teroris yang akan segera berangkat sekitar pukul 05.00 dari Sawe, Dauh Waru, Jembrana.

Kecepatan pasukan Raider, menyusup dan masuk pesawat membuat sepuluh teroris yang menyandera bupati tidak punya kesempatan untuk melakukan perlawanan atau melarikan diri. Hanya dalam waktu 1,5 menit mereka berhasil ditembak mati teroris yang ada di pesawat  dan  berhasil membebaskan bupati  dengan selamat.

Namun demikian, ternyata teroris tidak hanya menyandera bupati, pejabat lain termasuk Kapolres juga disandera di tempat berbeda. Untuk menyelamatkan sandera tersebut, pasukan Raider membentuk delapan tim dengan sasaran di masing-masing lokasi penyanderaan. Pergerakan mereka didukung kendaraan tempur, sepeda motor dan helicopter.

Saat akan membebaskan Kapolres, Hotel Jimbarwana dengan cepat dikepung dari segala arah termasuk menerjunkan pasukan dari helicopter. Teroris yang diserang mendadak dibuat kelabakan. Meski sempat melakukan perlawanan dan terjadi saling tembak, namun sepuluh teroris berhasil dilumpuhkan dan Kapolres berhasil diselamatkan hanya dalam waktu 4 menit.

Kejadian tersebut merupakan simulasi yang dilakukan Pasukan Raider di Jembrana untuk mengantisipasi  gangguan menjelang pilkada serentak 9 Desember mendatang. Utamanya  adalah gangguan dari kelompok teroris yang ingin mengacaukan pilkada serentak di Jembrana.

Dalam simulasi ini memang ada beberapa sasaran tempat sandera disembunyikan. Pasukan Raider memang harus bergerak cepat untuk melakukan penyelamatan. Waktunya harus sesingkat-singkatnya sesuai moto Raider yakni cepat, senyap dan tepat,” ujar Komandan Rindam IX Udayana Kolonel Inf. Agus Saipul sebagai komandan latihan, Jumat (4/12/2015) siang.

Menurut Agus Saipul, simulasi ini adalah latihan pemantapan Raider yang melibatkan 400 personil. Tujuanya untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi saat Pilkada. ”Siapa tahu saat pilkada nanti ditungangi teroris atau ISIS,”pungkasnya. (dar)

Berita Lainnya

Terkini