![]() |
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban longsor di Sukabumi Jawa Barat/istimewa |
SUKABUMI – Bupati Sukabumi H.Marwan Hamami menegaskan pihaknya terus berusaha maksimal mengerahkan semua potensi untuk mengevakuasi warga yang menjadi korban bencana tanah Longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok.
Usai mendengar bencana tersebut, Bupati Hamami langsung turun tangan. Selain mengendarai sendiri kendaraan, Bupati Sukabumi melakukan Koordinasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah.
Dia juga langsung menghubungi perangkat daerah terkait untuk melakukan evakuasi para korban dalam bencana longsor yang terjadi pada Senin 31 Desember 2018. Di lokasi longsor, ada 28 rumah yang dihuni 32 Kepala Keluarga 107 jiwa. Bupati menyampaikan,dirinya akan melakukan upaya pencarian yang sempat terhenti
“Tadi kita hentikan dulu pencarian mengingat hujan cukup lebat dan khawatir ada pergeseran tanah baru” ujar Hamami. Pada saat melakukan rapat terbatas, Hamami menerima laporan dari warga bahwa ada orang yang meminta tolong.
“Tadi warga yang melapor, ada orang yang meminta tolong, kami turunkan 11 personil melakukan penjemputan namun hasilnya nihil, kami akan melakukan pencarian dengan pemetaan lokasi menggunakan drone agar lebih mudah” ungkapnya
Usai kejadian, sampai dini hari, puluhan petugas berdatangan untuk membantu menolong pencarian korban. “Kami lakukan upaya maksimal untuk terus membantu dan mencari semua korban, semoga semua korban bisa segera ditemukan,” harapnya.
Dari laporan BNPB, Tim SAR gabungan berhasil menemukan 15 warga dalam kondisi meninggal dunia dalam musibah longsor menjelang tahun baru yang menimbun 30 rumah di Kampung Cimapag Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi.
Evakuasi terkendala hujan deras sehingga dihentikan pada pukul 14.00 WIB karena membahayakan petugas jika dilakukan evakuasi Selasa 1 Desember 2018. Dari pendataan, melibatkan aparat desa dan tokoh masyarakat, 30 unit rumah yang tertimbun terdapat 32 KK atau 101 jiwa.
“Sebelumnya dilaporkan 107 jiwa yang tertimbun, namun dikoreksi menjadi 101 jiwa,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. (rhm)