![]() |
Manajer Operasional DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana saat melaporkan kondisi Tanah Lot sepanjang tahun 2018 |
TABANAN – Sepanjang tahun 2018 Daya Tarik Wisata (DTW), Tabanan, Bali, berhasil meraup pendapatan bersih sekitar Rp 103 Miliar atau sejumlah Rp 103.377.840.947,50.
Pendapatan bersih ini dibagikan dalam bentuk “pah pahan” kepada Pemkab Tabanan, Desa pakraman Beraban, Pura Luhur Tanah Lot, Pura Pura di sekitar Tanah Lot serta desa pakramkan se Kecamatan Kediri.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menyerahkan pah pahan tersebut kepada perwakilan 22 desa pakraman di Kecamatan Kediri secara simbolis di Wantilan Pura Luhur Pakendungan, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, Selasa, (19/2/2019).
Dalam sambutannya, Bupati Eka mengungkapkan pendapatan bersih dari pengelolaan DTW Tanah Lot yang dibagikan dlam bentuk pah pahan ini merupakan anugerah bagi kita semua.
“Ini anugerah yang sangat besar yang patut disyukuri bersama. Di daerah lain tidak punya yang seperti ini, satu-satunya di Tabanan yang mempunyai warisan leluhur yaitu Pura Tanah Lot yang menghasilkan dan memberikan berkah kepada masayarakat Tabanan. Astungkara kita harus bersyukur karena memiliki warisan leluhur yang sangat luar biasa. Warisan ini harus selalu dijaga, dirawat dan disyukuri,” ajaknya.
Menurut Bupati Tabanan, apa pun itu kalau tidak ditata dan dirawat, tidak akan menghasilkan kebaikan. Untuk itu, Bupati Eka mengintruksikan kepada seluruh pengelola DTW Tanah Lot dan seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan agar terus meningkatkan kualitas, penataan, sarana dan prasarana di DTW Tanah Lot.
“Jadi sekarang tinggal bagaiamana penataan DTW Tanah Lot ke depannya. Termasuk penataan pasar sangat penting agar wisatawan bisa memandang pasar itu bagus dan nyaman sehingga mereka tertarik untuk belanja,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Bupati Eka juga mengintruksikan agar DTW Tanah Lot mempercepat penerapan E-Ticketing, sehingga pengelolaan manajemen di DTW Tanah Lot semakin efektif dan lebih efisien.
Saya berharap semua DTW di Tabanan ke depan menerapkan e-Ticketing agar lebih efektif dan efisien.
“Buat yang bener, karena apa Tanah Lot ini seperti gula yang dicari semut, apa-apa pasti akan mendapat pantauan masyarakat luas. Oleh karena itu saya tidak mau salah, saya mau yang benar kalau sudah benar pasti hasilnya baik. Jadi benar dulu dan hasilnya pasti baik,” ujarnya.
Sebelumnya, Manajer Operasional DTW Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana dalam laporannya mengatakan sepanjang tahun 2018 kunjungan wisata di Tanah Lot mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pada tahun 2018 Tanah Lot dikunjungi 3.335.882 wisatawan. Tahun sebelumnya dikunjungi 3.497.825 wisatawan. Jumlahnya turun 161.943 wisatawan,” katanya berterus-terang.
Menurut Toya Adnyana penurunan tersebut disebabkan sejumlah hal seperti adanya bencana alam, cuaca ekstrim dan kasus wisatawan Tiongkok. Adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan ini juga mengakibatkan adanya penurunan pendapatan DTW Tanah Lot.
“Semoga pada tahun 2019 ini kondisinya membaik sehingga kunjungan wisatawan ke DTW Tanah Lot bisa kembali meningkat seperti pada tahun 2016 lalu,” katanya berharap.
Agar kunjungan wisatawan ke Tanah Lot meningkat, pihaknya akan memaksimalkan pengembangan kawasan barat DTW Tanah lot yang belum maksimal, pengembangan wisata kuliner dan pementasan kesenian daerah agar wisatawan merasa nyaman dan kerasan berada di DTW Tanah Lot.
Acara pembagian pah pahan DTW Tanah Lot ini juga dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Tabanan, I Wayan Miarsana, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Tabanan, AA. Dalem Tresna Ngurah dan Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Tabanan, I Made Sukada, seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan dan para Bendesa Adat yang menerima pah pahan. (gus)