![]() |
Dirut Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio dan rombongan memberikan bantuan bagi pengungsi di Rendang Karangasem |
KARANGASEM – Para pelaku Bursa Efek Indonesia turut membangun kepedulian atas bencana erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali dengan menyalurkan bantuan logistik sembako hingga kebutuhan pokok para pengungsi lainnya.
Rombongan BEI yang dipimpin Direktur Utama Tito Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio bertolak dari Denpasar menuju lokasi pengungsian di UPT Kementerian Pertanian Kabupaten Karangasem di Kecamatan Rendang dengan berkonvoi sepeda motor dari Denpasar, Kamis (7/12/2017).
Setelah disambut Kapolsek Rendang Kompol N Berata, Tito bergerak ke Posko Pengungsian di UPT Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem. Secara simbolis bantuan diterima Koordinator Logistik Wayan Sudiarta.
Disinggung soal besarnya bantuan yang diberikan, Tito mengaku tidak mengetahui besaran nilai bantuannya. Terpenting baginya, bukan besar atau nilai bantuanya namun bentuk kepedulian terhadapp masyarakat pengungsi yang membutuhkan.
Soal penyaluran bantuan mulai beras, selimut, minyak kayu putih hingga masker ini, kata Tito sejatinya diharapkan bisa sifatnya jangka panjang. Tidak terhenti pada bantuan kali ini saja untuk itu nanti akan dilihat bagaimana perkembangannya seperti apa.
“Ya kita bawa dulu ini, tetapi Insyallah, kita akan memberikan lagi, ya kita denger dahulu pengennya sesuatu yang panjang sebetulnya,” jelasnya. Jadi, bantuan yang diberikan yang berjangka panjang, tidak dikasih langsung habis.
Salah satunya masalah sanitasi air di posko pengungsian, nantinya akan dilihat kebutuhannya seperti apa. Disinggung soal kepedulian BES terhadap nasib pengungsi, menurut Tito, sejatinya lembaga yang dipimpinnnya itu, sejatinya di Indonesia tidak berorentasi profit semata.
“Jadi, dana yang ada dikembalikan ke industri dan masyarakat, itu dasarnya,” katanya menegaskan.
Bursa Efek di Indonesia berbeda dengan New York Stock Exchange, Singapura Stock Exchange, karena di Indonesia tidak berorientasi keuntungan. BEI menjadi regulator dan penyedia prasarana untuk perdagangan, infastruktur, pencatatan.
Karena itu, dananya, banyak yang kembali ke industri dan masyarakat salah satunya Corporate Social Responsibilty (CSR) atau tanggungjawab sosial perusahaan untuk korban erupsi Gunung Agung di Bali.
Tito menambahkan, pihaknya tidak mencari keuntungan seperti dalam membuat inkubator bisnis buat start up company, mendidik mereka dengan berbagai hal. Jika mereka berhasil, ya dipersilakan saja berkembang, pihaknya tidak mengambil sedikitpun dari usaha yang dilakukan seperti soal hak paten dan lainnya.
Pihaknya akan melihat kondisi kebutuhan pengungsi dan jika sudah mendapatkan gambaran yang obyektif sebenarnya di lapangan, tentu salah satunya akan menggerakkan para emiten.
Pasalnya, emiten ada yang punya spesialisasi di bidang tersebut, sehingga akan dilihat seperti soal sanitasi air. “Kami akan gerakkan emiten yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, ” tandas Tito. (rhm)