Cegah Gejolak Harga, Presiden Jokowi Pastikan Stok Beras Terjaga

10 Januari 2019, 16:59 WIB
Presiden Jokowi berikan keterangan pers usai meninjau Kompleks pergudangan Bulog di Jakarta/biro pers setpres

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan guna mencegah gejolak harga di pasaran yang membuat masyarakat cemas maka Bulog memastikan ketersediaan beras cukup terjaga dengan baik. Untuk itu, Presiden Jokowi melakukan pengecekan stok beras di kompleks pergudangan Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019.

Kepala Negara mengatakan, Bulog memiliki ketersediaan stok beras yang cukup besar pada awal tahun ini. Bahkan, stok Bulog mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Saya melihat kalau dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu stok kita ini memang lipat (berlipat ganda). Biasanya di akhir Desember itu 700-800 ribu ton, tetapi di akhir Desember 2018 ini, stok kita sekarang 2,1 juta ton,” ujarnya.

Meningkatnya stok beras yang dimiliki Bulog tersebut dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan harga beras di pasaran. Operasi pasar yang dilakukan Bulog secara serentak di seluruh Indonesia mulai 3 Januari 2019 lalu efektif menjaga harga beras di tingkat masyarakat.

“Trennya ini turun (harga) karena sudah beberapa hari ini Bulog juga melakukan operasi pasar besar-besaran untuk memberikan suplai kepada pasar-pasar yang membutuhkan dan pada masyarakat yang membutuhkan,” tegas dia.

Ditegaskan Jokowi, ketersediaan stok yang besar ini diharapkan dapat memberi keyakinan kepada pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya gejolak harga beras di pasaran. Biasanya kalau stoknya sedikit itu akan banyak spekulasi dari pasar yang bermain-main dengan harga. Ini kita tunjukkan bahwa stok itu memang ada dan banyak.

Presiden meminta Bulog terus memastikan ketersediaan stok dan melakukan operasi pasar bila dibutuhkan. Bulog juga harus bisa menjaga keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar supaya menguntungkan baik bagi petani maupun masyarakat.

“Kalau kita mau harga turun secara drastis, gampang, suplai aja semua ini ke pasar. Tapi petaninya yang jadi rugi. Keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar ini harus dijaga oleh Bulog. Tidak bisa terlalu murah, nanti petaninya juga akan menjerit,” tutupnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini