KLUNGKUNG – Guna mendorong partisipasi dari kalangan generasi muda untuk peduli dengan bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali bersama Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Bali), Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (KMHDI) Bali, RS Bintang Klungkung dan Klinik Dharma Sidi.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Kombes Pol. Putu Gde Suastawa MoU dilakukan dengan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan khususnya untuk mendorong partisipasi dari kalangan generasi muda untuk peduli dengan bahaya penyalahgunaan dan peredaran Narkoba di Pulau Dewata.
Acara dihadiri Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Klungkung, Polres Klungkung, dan jajaran pihak rumah sakit setempat. Merujuk data dibeberkan BNNP Bali, sejauh ini setidaknya ada 61.353 pengguna Narkoba ementara yang sudah direhabilitasi baru mencapai 974 orang.
“Peran pemuda sangat penting dan strategis dalam pencegahan melalui program sosialisasi dan edukasi,” katanya, Kamis (19/1/2017). Terlebih sambung dia dari prosentasi data yang dimiliki posisi pemuda yang memiliki usia produktif dari 16-30 tahun menduduki urutan teratas sebagai pengguna obat terlarang ini.
Hal tersebut tercermin dari rehabilitas yang dilakukan oleh pihak BNNP Bali yakni usia 6-20 tahun (7,12%), usia 21-25 tahun (17,76%), usia 26-30 (21,66%), usia 36-40 (16,53%), usia 41-45 tahun (9,86%), 46-50 tahun (3,70%), usia 51-55 tahun (1,13%) dan usia 56-60 (0,41) .
Sekretaris DPP Peradah Indonesia Bali I Komang Agus Widiantara yang hadir menandatangani MoU tersebut menjelaskan kerjasama tersebut berkaitan dengan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Ada pun ruang lingkupnya seperti sosialisasi maupun advodkasi, pelaksanaan test uji Narkoba, peningkatan kompetensi dan pembangunan kapasitas organisasi di bidang P4GN serta pemberdayaan Peradah Bali sebagai penggiat anti Narkoba.
“Target kami untuk pencegahan Narkoba tidak semata pada para pelajar dan mahasiswa, tapi sekeha teruna di desa pakraman,” katanya. Ada tantangan tersendiri dengan karakteristik pemuda yang tidak mudah didekati. Apalagi, diedukasi mengenai Narkoba. Khusus di perkotaan, diperlukan pendekatan khas ala anak muda.
“Selain pendekatan agama dengan melibatkan tokoh adat, agama dan akademisi. Hiburan jadi celah kami masuk mengedukasi pemuda,” kata Mahasiswa Pascasarjana IHDN Denpasar ini. Kedepan, untuk pencegahan Peradah Bali bakal memetakan kawasan atau wilayah vital pengguna Narkoba khususnya di wilayah pariwisata yang memerlukan sinergisitas dengan semua pihak. (gek)