Cerita Alumni STIKOM Bali yang Lolos CPNS Nasional

28 Februari 2016, 05:00 WIB

Kabarnusa.com
Marselus Abdullah Lamablawa, S.Kom atau akrab dipanggil Aba patut
bersyukur sekaligus bangga. Betapa tidak, dia adalah satu-satunya
pelamar yang dinyatakan lulus menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS)
pada kantor Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Perwakilan NTT. Pasalnya, para pelamar mencapai 10.000 lebih.

“Tentu saya sangat bersyukur sekaligus bangga,” ujarnya belum lama ini.

Pria
yang disapa Aba menuturkan, kesempatan tidak pernah diketahui
datangnya. Untuk itu, datang. Ambil semua kesempatan yang ada dan jangan
pernah biarkan satu kesempatan pun berlalu begitu saja.

Karena mungkin, salah satu dari sekian banyak kesempatan yang ada itu  adalah milik Anda.

Awal
tahun 2015 ada pembukaan tes CPNS di semua kementerian, lembaga dan
badan pemerintahan baik di pusat maupun pemerintah daerah di seluruh
Indonesia.

Waktu itu dia sudah bekerja selama dua tahun di Darmawan Silver Bali, sebuah perusahaan kerajinan perak untuk pasar luar negeri.

BKKBN,
salah satu badan pemerintahan yang ikut dalam bursa pengadaan  CPNS 
waktu itu. Ada formasi satu (1) orang untuk pranata komputer  dengan
pilihan penempatan di kantor  BKKBN Perwakilan NTT. Saya melengkapi
semua persyaratan dan mendaftar secara online.

Tahap pertama
yaitu tahap seleksi administrasi. Dari sekitar 10.000-an pelamar yang
datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, hanya 5.000-an pelamar
yang lolos seleksi administrasi.

Tahap kedua tes kemampuan
dasar (TKD) yang diadakan di Kantor Regional II BKN Jl.Letjen S. Parman 6
Surabaya. Dari 5.000-an pelamar tadi, yang dinyatakan lulus TKD hanya
1.500-an pelamar.

Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah tes
kemampuan bidang (TKB) dan wawancara. Yang diadakan di BKKBN Perwakilan
Provinsi NTT Jl.S.K. Lerik, Kelapa Lima, Kupang. 

Hasilnya,
hanya 168 orang diterima dan dinyatakan sebagai CPNS di lingkungan
BKKBN. Saya adalah satu-satunya peserta yang  dinyatakan lulus untuk
formasi pranata komputer pada kantor BKKBN Perwakilan NTT.

“Tentunya
saya bersyukur bercampur bangga. Lebih membanggakan lagi, saya adalah
salah seorang alumni STIKOM Bali yang mampu memenangkan persaingan di
tingkat nasional,” ucapnya bangga.

Diketahui, Aba bergabung
dengan STIKOM Bali mengambil program studi Sistem Komputer setelah lulus
dari program Diploma-2 pada Lembaga Pendidikan Bali Asia (LPBA)
Denpasar-STIKOM Bali Group-tahun 2009.
 Hebatnya lagi, meski belum
tamat, tahun 2011 dia mendapat tawaran bekerja pada NK Jewerly sebagai
grapich design. Meski sibuk bekerja  tak menggangu studinya. Terbukti,
tahun 2012 dia tamat dari STIKOM Bali.  

Berbekal ijazah
sarjana komputer plus kemampuan presentasi dan komunikasi,  aplikasi dan
program komputer (Microsoft Office, Adobe PhotoShop dan Corel Draw), 
kemampuan berinternet (browshing, blogging dan web developing) dan
fotografi, Aba mendapat tawaran pekerjaan pada Darmawan Silver sebagai
grapich design, tahun 20012 – 2015.

Meski memiliki penghasilan
lumayan besar, tidak membuatnya puas diri.  Karena itu begitu  informasi
di internet ada test CPNS  BKKBN, dia ikut melamar dan berhasil.

Ada
cerita menarik ketika dia mengikuti test di Surabaya. Sebelum berangkat
mengikuti test, Aba mengirim pesan pendek kepada pamannya, menggunakan
bahasa daerah Lamaholot.

“Nana go koon ata mai tubak belo kae na”. Kurang lebih artinya begini: “paman, saya berangkat berperang sekarang”.
Jawaban sang paman makin menguatkan mentalnya. “Pana…., nenek moyang moen pia tobo mete rian kotek,” balas pamannya.

Artinya, ”jalanlah…, nenek moyangmu di sini sedang duduk menunggu kamu pulang bawa potongan kepala musuh”.

Bagi
masyarakat Lamaholot,  komunikasi melalui short message system antara 
Aba dengan pamannya tadi memiliki makna yang sangat dalam karena
mengandung nilai magis.

Seperti halnya dalam budaya Lamaholot
manakala mereka turun di  medan pertempuran dalam arti sesungguhnya,
yakni perang. Dan kemenangan  bukan sekedar cerita melainkan dengan
bukti fisik, yakni membawa potongan kepala musuh masuk ke dalam rumah
adat.

Putra tunggal dari pasangan Agustinus Ulumado Lamablawa
dan Agnes Tena Pulo ini sadar, mengikuti test di Surabaya dengan peserta
ribuan orang yang datang dari seluruh Indonesia bukanlah perkara
gampang.

Meski secara akademik, IPK-nya mencapai 3,2 dia tetap
membutuhkan kekuatan leluhurnya saat turun di medan laga alias mengikuti
tes yang sangat menentukan masa depannya.

“Saya pantas 
berterima kasih kepada STIKOM Bali dan LPBA yang telah mendidik saya
hingga seperti sekarang ini,” kata lelaki berkulit hitam kelahiran Sumba
Barat Daya, 30 Oktober 1987, yang baru saja mempersunting Natalina
Rosita di Kupang, 8 Februari 2016. (adv)

Berita Lainnya

Terkini