![]() |
Judi bola adil di sekitar lokasi Festival Lovina Buleleng |
BULELENG – Meski gemerlap Lovina Festival (Lovfest) VI tahun 2017 berlangsung lancar dan semarak namun menyisakan cerita kurang sedap karena ada pihak-pihak yang memanfaatkan ajang pariwisata itu untuk mengeruk keuntungan dengan menggelar judi bola adil di sekitar lokasi.
Tak dipungkiri Festival Lovina berkontribusi terhadap upaya mempromosikan pariwisata Bali Utara dalam menjaring wisatawan datang ke Kabupaten Buleleng.
Namun Lovina festival yang di pusatkan di Pantai Binaria itu, bukan hanya digelar prmosi kuliner khas Buleleng, seni budaya, dan potensi pariwisata Buleleng, tetapi ada kegiatan lain yang tidak pantas digelar dan menjadi pandangan publik.
Sejumlah pengunjung Lovfest VI 2017 juga menilai, aktivitas judi bola adil itu tidak pantas digelar pada arena Lovfest adalah Jenis judi bola adil dan mong-mongan menghiasi sebelah timur stand.
Hasil rekaman dari beberapa awak media menyebutkan malam penutupan Senin (18/9/2017) malam terdapat 11 lokasi judi itu yakni satu lokasi jenis judi bola adil dan sekitar 10 lokasi jenis judi mongmongan, bahkan terendus judi tersebut dipunguti biaya oleh oknum masyarakat guna membesarkan khas.
Anehnya para bandar judi itu digelar bahkan tak mengabaikan kalau kalau tempat tersebut menjadi pandangan publik. Dimana sederet stand kuliner dan di tengah-tengah stand kuliner yang ada space atau ruang kosong antara beberapa stand kuliner atau pakaian di sebelah timurnya digelar judi.
“Ini festival apa arena judi? Ini merusak citra pariwisata Lovina dong. Yang datang itu kan turis-turis kaya, lalu mereka menyaksikan judi seperti ini, apa kesannya mereka nanti,” kritik beberapa ibu-ibu dari Kota Singaraja yang menggerutu di samping salah satu wartawan.
Seorang ibu bernama Linda asal Singaraja, mengkritik penyelenggaraan Lovfest. Seharusnya selektif menampilkan materi festival bukan asal-asalan, seperti judi pun diterima hadir di arena Lovfest.
Hasil pemantauan para awak media menyebutkan judi mongmongan dan bola adil itu juga diikuti oleh anak-anak usia SD dan SMP, serta juga ibu-ibu rumah tangga yang mencoba-coba bermain judi.
“Fesitval ini untuk mendidik anak-anak tentang budaya dan pariwisata atau menyediakan judi bagi anak-anak?” kritik seorang jurnalis. (gde)