Kabarnusa.com – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengilustrasikan sejak dalam rahim ibunda sudah mengenal organisasi perempuan terbesar Nahdhatul Ulama (NU). Baginya, Muslimat NU tidak asing lagi dan sangat dekat perjalanan organisasi yang dirintis ibudanya itu.
Cerita Menteri Saifudin disampaikan saat menghadiri penyerahan sertifikat ISO 9001:2008 sekaligus pemecahan rekor MURI kepada klinik hemodialisis Muslimat NU Cipta Husadah 1 yang memperoleh ISO 9001:2008, di Jakarta, Minggu (10/1/2016).
Hadir dalam kesempatan ini, Ibu Trisna Willy, Pengasuh Ponpes Tebu Ireng KH. Solahudin Wahid, Ketua Yayasan Kesejahterahaan Muslimat NU (YKMNU) Farida Salahuddin, serta dr. Umar Wahid.
Menag bercerita, Muslimat di matanya bukan organisasi baru. Sebab, Lukman Hakim kecil sudah mengenal Muslimat melalui ibundanya yang seorang aktifis Muslimat NU.
Bahkan, sejak masih dalam rahim, Menag sudah mengikuti segala aktifitas ibundanya.
“Saya sudah kaya akan hal-hal tentang Muslimat,” katanya disambung tawa hadirin dilansir laman Kemenag.
Menurut Menag, Muslimat NU merupakan organisasi perempuan terbesar serta memiliki akar keanggotan di mana-mana.
Muslimat NU juga mempunyai program nyata di tengah-tengah masyarakat, seperti program pendidikan, program kesehatan, dan lainnya.
Hal itu, menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menunjukan kualitas mutu layanan yang semakin meningkat dan telah memenuhi standar baku bertaraf internasional.
“Mutu merupakan kunci eksitensi yang menunjukan kualitas pelayanan,” demikian Saifudin.
Menag bangga, Muslimat NU melalui YKMNU mampu mengelola peninggalan K.H. Saifuddin Zuhri dengan baik dan bermanfaat bagi umat dalam bidang kesehatan.
Menag sebagai keluarga sangat bersyukur bahwa peninggalan ayahandanya dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
“Ini merupakan penghormatan yang luar biasa,” katanya.
Klinik hemodialisis merupakan pemberian ayahanda Menag, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri pada tanggal 19 Nov 1965.
Pemberian itu merupakan wujud pengabdian mantan Menteri Agama ini kepada masyarakat Indonesia
sekaligus dalam rangka memperingati 40 tahun Hari Lahir Nahdatul Ulama saat itu. (ari)