Kabarnusa.com –
Maskapai Garuda menuai kritik penumpang kali ini bukan penumpang biasa
melainkan seorang pejabat sebagaimana disampaikan Menteri Desa PDTT Marwan
Jafar yang kerap dikecewakan maskapai plat merah itu.
Di tengah
kerja cepat membangun desa dan sistem transportasi nasional, ternyata
kinerja maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, jauh dari memuaskan.
Maskapai yang dinilai telah dianakemaskan oleh negara itu, justru sering mengalami delay namun tidak pernah ada, sanksi apapun.
“Evaluasi
Garuda. Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar,
namun kok kinerjanya minta ampun, jelek,” tukas Menteri Marwan di Universitas Gadjahmada Yogyakarta, Rabu
(24/2/2016).
Kata dia, proteksi terhadap Garuda yang sangat besar, telah memgakibatkan banyak program unggulan lainnya terabaikan.
Dicontohkan,
ketika sebuah maskapai penerbangan swasta hendak menanamkan investasi
hingga Rp5 Triliun di Lebak, Banten untuk membangun bandara, proyek ini akhirnya digagalkan gara-gara untuk memproteksi Garuda.
“Lebak
itu masuk daerah tertinggal binaan kami. Tapi gara-gara untuk proteksi
Garuda, akhirnya program bandara di Lebak yang bertaraf Internasional
ini, diabaikan,” sebut menteri asal Pati Jawa Tengah itu.
Bahkan,
dia menyebut, maskapai lain sampai dianaktirikan gara-gara proteksi
Garuda. Tapi sayangnya, kinerja BUMN itu, jelek seperti ini.
“Harus dievaluasi Direksi Garuda ini,” ucapnya di depan para akademisi, pejabat daerah, dan pejabat kementerian/lembaga lain
dalam Seminar Peta Desa di Kampus Biru itu. .
Manajemen dan SDM di Garuda dinilai kurang baik. Di sisi lainnya, diproteksi habis oleh negara.
“Tapi maskapai lain tidak, bahkan dianaktirikan,” tukas Marwan yang politikus PKB.
Dia mengaku, karena kerap blusukan ke desa-desa, harus memakai pesawat Garuda yang acapkali mengalami keterlambatan.
Termasuk saat dirinya, berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Pesawat
mengalami delay hampir dua jam, sehingga banyak agenda bertemu masyarakat desa maupun dengan akademisi Yogyakarta tertunda hingga dibatalkan.
Garuda harus dievaluasi, karena bisa menghambat kerja
cepat membangu desa. Peta desa di Lebak, kalau dibuat bandara
modern, maka pertumbuhan ekonominya akan pesat.
“Ini dianak tirikan, gara gara mempertahankan garuda. Tapi garudanya bobrok,” tutupnya. (ari)