Kabarnusa.com – Paska reformasi, Timor Leste memproklamasikan kemerdekaannya sehingga ribuan warga Bali asal yang bertransmigrasi turut kena imbas nasibnya tak menentu dan terusir dari negeri Timor Leste. Akibatnya, ribuan warga Bali meninggalkan rumah dengan pemerajannya, serta aset yang telah mereka bangun seeperti toko, restoran, bisnis angkutan, dan lain-lain untuk pulang ke Bali.
Mereka sempat mengungsi di kantor DPRD Bali dan akhirnya Wayan Sudirta dan teman-temannya, terus memperjuangkan sekitar 2000 jiwa itu agar diberikan tempat tinggal Pemda Bali.
Di sebuah tanah ‘’terlantar’’ di Desa Sumberkelampok, Kabupaten. Buleleng setelah dilakukan lobi di Menteri Transmigrasi dan Kependudukan di Jakarta, memberikan para pengungsi Timtim itu tanah tempat tinggal.
Mereka didampingi, para pengungsi ke Bupati dan DPRD Buleleng. Lewat perjuangan alot akhirnya upaya memberikan tempat bagi eks transmigran Timtim, membuahkan hasil.
Langkah Bupati Buleleng, Ketut Wirata Sindu, disetujui DPRD BUleleng dipimpin Ketuanya, Komang Sudarmaja Duniaji yang merekomendasikan lahan tempat tinnggal, masing-masing 3 are untuk para pengungsi, dan sekitar 60 are lahan pertanian untuk digarap, untuk tiap Kepala Keluarga.
Setelah disetujui, para pengungsi gotong royong merabas semak-semak yang kering di
Sumberkelampok, didampingi Tim Pembela yang dipimpin langsung Wayan Sudirta, SH, Putu Wirata Dwikora, Wayan Ariawan, SH, Nyoman Mudiasa, Wayan Purnamek, Gede Rusta Pandit, dan lain-lain.
Usai terkavling, bantuan pun datang dari Bupati Karangasem, Gde Sumantara, dan Bupati Wirata Sindu, untuk membangun rumah batako, tempat berteduh para pengungsi.
Jika kita melintas di Dusun Lorosae, begitulah dunsunnya mereka sebut, perkampungan pengungsi Timtim eks Transmigran Bali itu sudah menjadi bangunan asri.
Beberapa diantaranya membuka toko, bengkel sepeda, selain kebun jagung, cabai, ketimun, semangka, ataupun lainnya, bila musimnya tiba.
‘’Kami sangat berterimakasih kepada Pak Wayan Sudirta dkk, yang tanpa pamrih apapun memperjuangkan kami. Beaya-beaya operasional, semuanya atas sumbangan Pak Sudirta dkk,’’ ujar
Made Urip Wihardi, Kepala Lingkungan Lorosae, Desa Sumberkelampok belum lama ini. (kto)