Ni Putu Putri Suastini Koster/ist |
Denpasar – Sejak usia empat tahun seniman Bali multitalenta Ni Putu
Putri Suastini Koster sudah menyukai puisi hingga kini menjadi salah satu
penyair kenamaan.
Putri Suastini Koster selaku pegiat seni mengapresiasi kiprah yang ditunjukkan
oleh Dermaga Seni Buleleng (DSB) dalam pengembangan seni kesusastraan,
khususnya puisi.
Apresiasi itu diungkapkannya dalam sekapur sirih peringatan HUT ke-24 DSB yang
disampaikan secara virtual dari Kediaman Jayasabha, Senin (14/12/2020) petang.
Menurutnya, 24 tahun adalah usia yang sudah sangat matang dan berpengalaman.
Oleh sebab itu, ia berharap komunitas ini mampu mengayomi dan mengajak
generasi muda untuk bersama-sama dalam olah seni sastra yang sangat bermanfaat
dalam mengasah karakter mereka.
“Lewat seni kesusastraan kita asah budi pakerti para generasi muda,” ujarnya
sembari mengajak para penggiat seni kesusastraan dapat memberi contoh. Dalam
artian, makna adiluhung dalam karya sastra semestinya tercermin dalam laku
para pegiat seni sastra.
Pada kesempatan itu, perempuan yang dikenal sebagai seniman serba bisa ini
berbagi pengalaman tentang perjalanannya di dunia seni.
Ia menuturkan, kemampuan di bidang seni yang ditunjukkannya saat ini adalah
hasil dari sebuah proses yang panjang. Sosok seorang Putri sudah menunjukkan
bakat dan ketertaritan pada seni sejak usia 4 tahun.
Saat itu seni yang dipelajarinya adalah tari. Beranjak ke bangku SMP, ia mulai
tertarik dengan seni teater hingga berlanjut ke bangku SMA. Dari sekian banyak
seni yang dikuasainya, ibu dua putri ini mengaku paling suka dengan puisi.
Bahkan, kemampuannya sebagai penyair telah membawanya menjuarai berbagai
perlombaan mulai dari tingkat lokal hingga nasional. “Jadi, ibu ini melakoni
seni berpuisi bukan tiba-tiba ketika menjadi ibu gubernur. Semua itu
berproses,” imbuhnya.
Berangkat dari kecintaannya pada seni khususnya puisi, ia pun menaruh
perhatian pada perkembangan kesusastraan di Pulau Dewata. Ia berkomitmen untuk
memberi ruang gerak dan mendukung para penggiat sastra untuk berkreasi.
Komitmen itu diwujudkan dalam event Bali Jani yang pelaksanaannya berdampingan
dengan Pesta Kesenian Bali (PKB).
“Dari dulu ibu amati ada ketimpangan dalam pelaksanaan PKB yang hanya fokus
merawat seni tradisi. Padahal kita punya potensi yang besar di ranah non
tradisi yang belum mendapat ruang. Bali Jani menjawab kegelisahan itu sehingga
seni non-tradisi mendapat ruang untuk berkembang,” urainya.
Ia mengajak para penggiat seni non-tradisi untuk memanfaatkan ajang Bali Jani
agar bisa berkembang sejalan dengan upaya merawat seni tradisi. Perempuan yang
akrab disapa Bunda Putri ini ingin seni tradisi dan non-tradisi maju bersama
secara imbang.
Terlebih, Pemprov Bali di bawah kepempimpinan Gubernur Wayan Koster saat ini
tengah merancang Pusat Kebudayaan Bali yang diharapkan dapat terwujud dalam
waktu dekat.
Ketua Dermaga Seni Buleleng (DSB) Gde Artawan menyampaikan terima kasih atas
dukungan yang diberikan Ny Putri Koster.
“Kita bersyukur ada sosok Putri Koster yang berdedikasi dan memiliki komitmen
dalam menjaga konstruksi seni, khususnya seni sastra dengan spirit yang prima.
Beliau juga memberi dukungan bagi rekan-rekan penggiat sastra sehingga
mendapatkan tiupan aura literasi yang menyegarkan,” ujarnya.
Dia Artawan menjelaskan, DSB adalah sebuah komunitas seni yang berkedudukan di
Singaraja, Buleleng dan dibentuk pada tahun 1996. Berbagai kegiatan telah
dilaksanakan DSB, di antaranya gelar apresiasi sastra dan pentas teater dan
puisi.
Selain itu, DSB juga rutin menggelar kegiatan mengenang sastrawan Panji Tisna,
Chairil Anwar, Bulan Bahasa, Hari Pahlawan dan HUT Kota Singaraja. Serangkaian
HUT Kota Singaraja, komunitas ini menggelar Lomba Cipta Puisi se-Bali yang
memperebutkan anugerah “Singa Ambararaja Award”.
Tahun 2019 lalu, DSB menggelar Lomba Cipta Puisi Guru Se-Bali dan menerbitkan
buku antologi puisi “Sang Guru” yang diluncurkan di rumah jabatan Gubernur
Bali Jayasabha, Denpasar.
Tahun 2020, DSB kembali dipercaya mengadakan Lomba Cipta Puisi Guru
se-Indonesia dan menerbitkan buku antologi puisi “Suara Hati Guru”.
Dewan Juri lomba tersebut adalah Gde Artawan, Dewa Putu Sahadewa, dan Wayan
Jengki Sunarta, dengan inisiator dan penyandang dana Putri Suastini Koster.
Dengan dukungan Ny. Putri Koster, tahun 2021 DSB akan menggelar lomba cipta
puisi pelajar dan mahasiswa.
Artawan menambahkan, tahun ini DSB genap berusia 24 tahun. Ulang tahun DSB
tahun ini diperingati dengan acara Refleksi Literasi. Kegiatan ini merupakan
ajang DSB untuk refleksi diri, mulat sarira atas apa yang sudah dilakukan
selama 24 tahun ‘meneliti kekalahan, menghitung kemenangan’.
Peringatan 24 tahun DSB Refleksi Literasi dimeriahkan dengan pembacaan puisi
Merah Putih oleh Putri Koster dan pegiat seni sastra lainnya.(rhm)