Kabarnusa.com – Investor asal China yang tertarik berinvestasi membangun smelter di Timika, Papua meminta disediakan lahan sekira 100 hektar.
Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe mengakui cukup sulit meralisasikan keinginan investor yang rencananya membangun Smelter Freeport di Timika yang membutuhkan lahan 100 ribu hektar.
“Kami hanya mampu merealisasikan 10 ribu hektar untuk pembangunan smeltert,” katanya dikutip Papuakita.com di Rumah Sakit Bhayangkara, Sabtu (19/9/2015).
Masalah lahan ini, pihaknya masih melakukan negoisasi dengan investor mengingat luas tanah 100 ribu hektar sangat tidak memungkinkan untuk direaliasikan.
Untuk pembangunan smelter bukan daerah rawa, melainkan di wilayah tanah kering.
“Itu sangat tidak memungkinkan untuk kami merealisasikannya,” katanya.
Bisa saja, pihaknya akan mengganti investor apabila ada investor lain yang mau ikut ambil bagian dari proses pembangunan smelter.
“Hanya saja saat ini masih dari Cina yang memenuhi syarat,” katanya menegaskan.
Dalam membangun smelter saat ini pemerintah sudah merealisasikan smelter tersebut dibangun di Papua. Pemerintah sudah membuat respon yang baik, smelter dibangun di Papua bukan di Surabaya.
Untuk membangunan smelter ini, Gubernur menyampaikan belum bisa memberikan dedline proses pembangunannya.
“Ini masih dalam proses negoisasi lahan. Kalau sudah selesai, baru kita bisa bicarakan kapan pembangunannya berjalan,” ujarnya. (ari)