Cifor Ajak Media Bahas Isu Lingkungan dengan Pendekatan “Landscape”

18 November 2016, 07:56 WIB
Media Workshop Forestry For A Sustainabale Future @2016

KUTA – Selama empat hari jurnalis dari berbagai plaform mengikuti media workshop Forestry for a sustainabale future yang digelar di Kuta Bali. Workshop yang digelar Center for International Forestry Research (Cifor) didukung, Usaid dan SIEJ diikuti sekira 20 jurnalis lokal dan nasional berlangsung 15-18 November 2016.

Kegiatan dimaksudkan, memberi pemahaman kepada para jurnalis akan isu-isu lingkungan yang mesti diketahui mereka. “Diharapkan, media bisa memiliki perspekrif baru dalam melihat persoalan lingkungan dengan pendekatan landscape,” jelas Harry Surjadi, salah satu fasilitator.

Selama ini, masih banyak dalam melihat isu-isu lingkungan dalam satu kerangka, tidak bersinergi antara satu pendekatan dengan pendekatan lainnya.

Menurut Surjadi, dalam pendekatan landscape ini, ingin melihat bagaimana isu lingkungan dalam pembangunan yang suistainabel atau keberlanjutan itu, tidak hanya didekati dengan satu pendekatan saja misalnya, ekologi namun juga harus melihat apspek lainnya seperti sosio ekonomis, budaya dan seterusnya.

“Hambatan masih terjadi, tiap lembaga atau institusi itu masih membawa logo atau kotak masing-masing, jadi tidak bisa ketemu, pendekatan landscape itu melihat lebih luas, semua harus bicara, berkomunikasi satu dengan lainnya,” sambung mantan jurnalis Kompas itu.

Tantangan lainnya, apakah nantinya dalam pengawasan seperti apa tools atau alat terhadap model landscape yang dipakai bisa berhasil atau tidak. Pendekatan landscape yang mulai dipopulerkan itu, kata Surjadi, bukanlah berdasar pada jangka waktu seperti proyek melainkan, lebih pada kepentingan jangan panjang.

Sebenarnya, pendekatan landspace bukan pendekatan baru namun diakui kalah populer dibanding dengan isu perubahan iklim. “Jika dahulu, kita bicara lingkungan atau alam ini, dipisah-pisahkan, sekarang tidak lagi, bicara penataan Kota, ada terkait juga lahan pertanian, taman nasional, ekologi dan sebagainya,” imbuhnya.

Dengan pendekatan selama ini seperti dalam pelbagai penelitian ternyata tidak bisa menjawab persoalan global sehingga ditawarkanlan model pendekatan yang menyeluruh untuk menjawab tantangan tersebut. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini